Suara.com - Cuci tangan menggunakan sabun memang menjadi tindakan kebersihan yang paling disarankan untuk mencegah penularan virus corona Covid-19. Namun, tidak semua keadaan mendukung untuk mencuci tangan sehingga memakai hand sanitizer atau gel pemersih tangan bisa menjadi alternatif.
"Tidak diragukan lagi bahwa pembersih tangan adalah sumber daya yang nyaman dan berguna untuk membantu mengurangi penyebaran penyakit menular," kata K.C. Rondello, seorang ahli epidemiologi dan profesor klinis di Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Adelphi, seperti yang dikutip dari Huffpost.
Namun, ada beberapa hal yang membuat penggunaan pembersih tangan menjadi tidak terlalu efektif. Melansir dari Huffpost, berikut beberapa kesalahan yang sering kai membuat penggunaan hand sanitizer jadi tidak efektif, antara lain:
1. Jenis Hand Sanitizer Salah
![Hand sanitizer di dalam mobil. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/06/26/64650-hand-sanitizer.jpg)
Tidak semua pembersih tangan dibuat sama. Rondello merekomendasikan penggunaan hand sanitizer dengan kandungan 60 persen etil alkohol atau 70 persen isopropil alkohol. Kadar kandungan tersebut dianggap efektif menghilangkan kuman.
"Menggunakan produk yang hanya bersifat bakterisidal dapat memberi Anda rasa aman yang palsu karena tidak memberikan perlindungan dari patogen virus seperti SARS-CoV-2," kata Rondello kepada HuffPost.
Ia juga menegaskan untuk mengindari merek yang mengandung metanol. Kandungan tersebut bisa menjadi racun jika diserap oleh kulit.
2. Pakai Hand Sanitzer Kilat
Menurut Aaron Glatt, Ketua Departemen Kedokteran dan kepala penyakit menular di Mount Sinai South Nassau di Oceanside, New York, pakai hand sanitizer terlalu sebentar akan meminimalisir manfaatnya.
Baca Juga: Dikira Hand Sanitizer, Anak Perempuan Ini Bawa Pelumas Seks ke Sekolah
"Anda harus menggosok hand sanitizer ke tangan selama 20 sampai 30 detik dan pastikan untuk menggosoknya sampai semuanya terserap," kata Glatt kepada HuffPost.