Suara.com - Pandemi virus corona masih berlangsung hingga saat ini. Masyarakat di seluruh dunia kini juga terus menanti kehadiran vaksin yang diharapkan bisa menghentikan laju penularan virus yang telah menginfeksi nyaris 40 juta jiwa itu.
Peneliti dari seluruh dunia memang kini masih terus berupaya untuk mencari vaksin yang efektif untuk virus corona. Sejumlah kandidat vaksin juga disebut memiliki hasil yang cukup menjanjikan.
Namun, Ketua Koordinator Tim Relawan Penanganan Covid-19, dr Muhammad Fajri Adda'i mengungkapkan bahwa untuk saat ini sebaiknya untuk tidak terlalu bergantung pada ketersediaan vaksin Covid-19.
"Pertama belum ada vaksin yang terbukti hingga saat ini, yang kedua pengembangan vaksin membutuhkan waktu 15-20 tahun, dan karena teknologi dan kebutuhan jadi dipercepat," ujar Fajri dalam webinar Suara.com bertajuk “Jibaku Tenaga Kesehatan & Satgas Tangani Covid-19 di Lapangan”, Jumat, (16/10/2020).
Baca Juga: Aneh! BPOM Sebut Vaksin Corona Boleh Disuntik Meski Belum Lolos Uji Klinis
Fajri menjelaskan, bahwa di sejumlah negara tertentu memang ada beberapa vaksin yang telah diberikan untuk untuk penggunaan darurat. Namun, Fajri sekali lagi menggaris bawahi bahwa masih belum ada vaksin yang benar-benar efektif.
"Jadi hanya terbatas saja. Karena belum terbukti, jadi baru dua bulan, efek sampingnya belum terlalu banyak tapi efektivitasnya lumayan. Kita masih butuh data. Karena baru dua bulan belum terlihat manfaatnya, minimal 6 bulan," kata dia.
Fajri juga menambahkan, jika nanti vaksin memang telah tersedia, juga butuh waktu dan proses yang panjang agar semua bisa mendapatkannya. Seperti diketahui untuk bisa mencapai kekebalan kelompok butuh lebih dari 80 persen penduduk yang mendapatkan vaksin.
"Itu butuh waktu yang cukup panjang dan butuh dua kali penyuntikan, misal 80 persen populasi, 270 juta dan butuh 470 juta dosis. Artinya vaksin terbaik saat ini protokol kesehatan pakai masker, jaga jarak dan lain lain" kata dia.
Oleh sebab itu, Fajri kembali mengingatkan bahwa sebaiknya untuk lebih memprioritaskan pada masyarakat yang rentan.
Baca Juga: BPOM Gandeng MUI Menuju China, Inspeksi Proses Pembuatan Vaksin Covid-19