Sejarah Hari Pangan Sedunia, Solidaritas Global Hadapi Masalah Kelaparan

Jum'at, 16 Oktober 2020 | 11:29 WIB
Sejarah Hari Pangan Sedunia, Solidaritas Global Hadapi Masalah Kelaparan
Hari Pangan Sedunia 2020, FAO soroti kasus kelaparan di tengah pandemi Covid-19. (Dok.FAO)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, 16 Oktober, dirayakan sebagai Hari Pangan Sedunia, bersamaan dengan didirikannya Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada tahun 1945.

Hari Pangan Sedunia didirikan oleh negara-negara anggota FAO pada konferensi umum ke-20 bulan November 1979 di Roma, yang memutuskan untuk dicetuskannya resolusi No 179 mengenai World Food Day.

Delegasi Hongaria saat itu, Menteri Pertanian dan Pangan Dr. Pal Romany, berperan penting pada konferensi tersebut. Dia mengusulkan ide perayaan Hari Pangan Sedunia dan mendapatkan dukungan dari 150 negara.

Sejak tahun 1981, Hari Pangan Sedunia telah mengadopsi berbagai tema untuk perayaan tiap tahunnya yang bertujuan menekankan pada bagian penting dari dunia pangan yang memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah kemiskinan dan kelaparan.

Baca Juga: Hari Pangan, Sistem Pangan Nasional Masih Sangat Rentan

Kini, Hari Pangan Sedunia diperingati oleh setidaknya 150 negara. Peringatan ini merupakan momentum untuk meningkatkan kesadaran akan masalah di balik kemiskinan dan kelaparan. Setiap tahun, beragam acara dilakukan untuk memperingati hari ini. Dan dilansir dalam situs resmi FAO, peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini mengangkat tema “Tanam, Pelihara, Lestarikan Bersama”. Dengan kata lain, masyarakat harus terus menanam untuk menghasilkan gizi sekaligus melestarikan ekologi. Dan itu harus dilakukan bersama-sama.

Artinya memperkuat produksi pangan dan sistem distribusi adalah kunci untuk memerangi kelaparan dan memerlukan bantuan untuk mengatasi penyakit yang bisa muncul pada manusia, hewan, tumbuhan, ataupun lingkungan.

Salah satunya dengan melawan penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) yang merupakan krisis kesehatan global, dan FAO menilai potensi dampaknya terhadap kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, perdagangan pangan global, pasar, rantai pasokan makanan, dan ternak.

FAO percaya ini akan memungkinkan negara-negara untuk mengantisipasi dan mengurangi kemungkinan gangguan yang dapat dipicu oleh pandemi yang dapat memperburuk gangguan dan memperburuk ketahanan pangan dan gizi bagi yang paling rentan.

FAO bekerja erat dengan WHO, WFP, IFAD dan OIE serta mitra lainnya, untuk memanfaatkan jaringan luas dalam mendorong penelitian lebih lanjut, mendukung penyelidikan yang sedang berlangsung, dan berbagi pengetahuan kritis.

Baca Juga: Cita-cita Kementan, Tingkatkan Produksi Pertanian dan Berdaulat Pangan

Hal ini juga sekaligus menjadi kesempatan untuk memberikan kesadaran kepada publik bahwa setiap orang memiliki peran untuk mengubah sistem pangan. Yakni dengan mengubah cara memproduksi, mengolah, mengonsumsi dan menghindari membuang makanan. Dan, terpenting untuk meningkatkan penghargaan bagi petani sebagai pahlawan pangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI