Suara.com - Pandemi virus corona hingga kini masih terus berlangsung dengan jumlah orang yang terinfeksi juga terus bertambah. Sejak dimulainya pandemi, penelitian telah menggambarkan kasus infeksi di restoran, rumah, pabrik, kantor, konferensi, kereta api, dan pesawat.
Dilansir dari Healthshots, dalam analisis terhadap 25.000 kasus, yang belum ditinjau secara independen, enam persen kasus dikaitkan dengan lingkungan dengan elemen luar ruangan, seperti acara olahraga atau konser.
"Hampir tidak ada kasus yang dapat kami identifikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di luar ruangan," kata penulis studi Mike Weed, seorang profesor dan peneliti di Canterbury Christ Church University, kepada AFP.
Data dari sekelompok ilmuwan dan insinyur — termasuk profesor dari universitas Amerika, Inggris dan Jerman — menunjukkan bahwa "di luar ruangan jauh lebih aman daripada di dalam ruangan, untuk aktivitas dan jarak yang sama.
![Ilustrasi bersin di tengah pandemi COVID-19. [Pixabay/Mohamed Hassan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/04/08/80357-bersin.jpg)
“Risiko penularan jauh lebih rendah di luar daripada di dalam karena virus yang dilepaskan ke udara dapat dengan cepat menjadi encer melalui atmosfer,” kelompok itu menjelaskan, membandingkan “aerosol” pembawa virus dengan asap rokok.
Sejak Februari, berbagai penelitian dan otoritas kesehatan telah menunjukkan jalur penularan melalui udara, melalui awan tetesan mikroskopis (aerosol) yang tidak terlihat yang kita lepaskan dengan bernapas, berbicara, dan bernyanyi.
Daftar tadi merupakan tambahan dari tetesan air yang relatif lebih besar yang kita keluarkan dengan batuk atau bersin, yang dapat mendarat langsung di wajah orang lain dalam jarak satu atau dua meter (hingga enam kaki).
Tetesan terkecil melayang di udara selama beberapa menit atau jam, tergantung pada ventilasi area tersebut. Di ruangan yang berventilasi buruk dan di luar antara dua bangunan tanpa sirkulasi udara, tetesan dapat menumpuk dan terhirup oleh orang yang lewat.
Dosis partikel virus yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi tidak diketahui, tetapi semakin besar dosisnya, "semakin besar kemungkinan terinfeksi," kata Steve Elledge, ahli genetika Universitas Harvard dan ahli virus.
Baca Juga: Pameran Otomotif GAIKINDO Jakarta Auto Week Resmi Ditunda
Pertanyaannya kemudian masih perlukah mengenakan masker di luar ruangan?