Suara.com - Rusia saat ini tengah menguji coba vaksin Covid-19 Sputnik-V kepada masyarakat secara terbatas. Rupanya, Sputnik-V bukan satu-satunya vaksin yang dikembangkan Rusia.
Dilansir VOA Indonesia, Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (15/10/2020) menyatakan vaksin virus corona kedua telah disetujui.
"Pusat Penelitian Vektor, hari ini telah mendaftarkan EpiVakKorona, vaksin virus corona kedua," kata Putin.
Wakil Perdana Menteri Rusia bidang Kebijakan Sosial Tatyana Golikova menjelaskan vaksin baru itu dibuat dengan menggunakan ‘bahan-bahan sintetis’ dan merupakan ‘vaksin peptida’ yang meniru protein alami dari patogen mikroorganisme.
Baca Juga: Bima Arya Sebut Ada 3 Kelompok Penerima Vaksin Covid-19, Siapa Saja?
"Ini terdiri dari fragmen protein virus yang dibuat secara artifisial,” Golikova menambahkan.
Menurut beberapa pejabat Rusia, uji coba pertama vaksin pada seratus sukarelawan berhasil, dan uji coba pasca-pendaftaran EpiVakKorona akan mencapai total 40 ribu sukarelawan di seluruh Rusia.
Pada Agustus 2020, Rusia mengumumkan sebagai negara pertama yang mengembangkan vaksin virus corona - Sputnik-V - oleh Pusat Penelitian Nasional untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Moskow.
Namun, komunitas ilmiah internasional skeptis terhadap dosis hasil penelitian yang berlangsung hanya dua bulan dan diuji-coba hanya pada beberapa puluh orang itu.
Bio Farma Terpilih untuk Produksi Vaksin Covid-19 Skala Dunia
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Moskow Ganti Guru Tua dengan Mahasiswa
Sementara itu, kabar membanggakan datang dari PT Bio Farma TBk, produsen vaksin dan obat-obatan milik pemerintah, yang dipercaya menjadi salah satu produsen vaksin Covid-19 skala dunia.
Dilansir ANTARA, Bio Farma dipercaya untuk memproduksi vaksin Covid-19 oleh Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI).
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Jakarta, Kamis, mengatakan fasilitas Bio Farma yang akan digunakan oleh CEPI adalah untuk memproduksi vaksin Covid-19 dengan multi platform, sebanyak 100 juta dosis per tahunnya, yang akan dimulai pada akhir kuartal IV 2021 atau kuartal I 2022 mendatang.
"Saat ini dunia sedang berusaha untuk menemukan vaksin Covid-19 dengan segala jenis platform. Pengembang-pengembang vaksin Covid-19 dari seluruh dunia ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri, sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya," ujar Honesti.
Ia menyampaikan Bio Farma terpilih sebagai salah satu Potential Drug Manufacturer CEPI for Covid-19, yang merupakan kelanjutan dari hasil due diligence pada tanggal 15 September 2020, yang memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium, dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin.
Ia menambahkan kepercayaan yang diberikan oleh CEPI juga tidak lepas dari pengalaman perseroan di dunia internasional sejak tahun 1997.
Bio Farma, lanjut dia, tercatat sebagai salah satu dari 29 produsen vaksin di dunia yang telah mendapatkan prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai syarat telah memenuhi Good Manufacturing Practices (GMP), sehingga vaksin hasil dari Bio Farma sudah digunakan di 150 negara.