Semakin Tua Tekanan Darah Semakin Tinggi? Ini Penjelasan Dokter

Kamis, 15 Oktober 2020 | 13:50 WIB
Semakin Tua Tekanan Darah Semakin Tinggi? Ini Penjelasan Dokter
Ilustrasi tekanan darah tinggi [pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semakin tua usia seseorang maka metabolismenya akan semakin melambat. Hal ini menurut dokter berhubungan dengan risiko tekanan darah tinggi yang semakin meningkat.

"Berdasarkan penelitian yang sudah lama tetapi masih akurat, bahwa tekanan darah itu akan meningkat seiring bertambahnya usia. Di atas usia 60 tahun, 2 diantara 3 orang dewasa sudah menderita hipertensi," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) Dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH dalam acara peluncuran dua pengukur tekanan darah OMRON, Rabu (14/10/2020).

Dr. Tunggul mengatakan risiko hipertensi lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan, bagi mereka yang berusia di bawah 60 tahun.

Tapi kondisi jadi berbeda jika perempuan sudah memasuki masa menopause.

Baca Juga: Hipertensi Perparah Kematian Akibat Covid-19, Konsumsi Jenis Makanan Ini!

"Tapi setelah menopause maka risiko hipertensi pada perempuan lebih banyak dibanding laki-laki," jelasnya.

Meski data ini diambil berdasarkan penelitian di negara lain, faktanya kata Dr. Tunggul datanya sama persis dengan di Indonesia.

Maka artinya risiko hipertensi tidak terpengaruhi ras ataupun wilayah demografi.

"Di Indonesia persis sama, bahwa di atas 60 tahun ke atas 2 di antara 3 orang dewasa itu menderita hipertensi," ungkapnya.

Peningkatan tekanan darah di usia tua inilah yang menyebabkan hipertensi jadi salah satu penyakit komorbid atau penyakit penyerta yang memperparah gejala Covid-19 pada lansia.

Baca Juga: Ahli: Dua dari Tiga Kasus Hipertensi Tak Terkontrol dengan Baik

Mirisnya dari tahun ke tahun terjadi peningkatan angka hipertensi, berdasarkan Riskesdas 2013 hipertensi menyerang 1 di antara 4 orang dan 2018 bertambah hipertensi menyerang 1 di antara 3 orang.

"Jadi perlu gerakan masif dan menyeluruh, melibatkan seluruh elemen masyarakat, petugas kesehatan di puskesmas, pembuat keputusan, dan pembuat undang-undang," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI