Suara.com - Viagra identik dengan obat kuat yang biasa dipakai lelaki. Obat berwarna biru ini biasanya dikonsumsi untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi.
Menurut berbagai laporan, banyak pria mengaku memiliki kepuasan seksual lebih baik dengan obat ini. Namun, bagimana jika viagra dikonsumsi oleh perempuan?
Melansir dari Hello Sehat, viagra bisa berefek sama jika dikonsumsi oleh perempuan. Jika pada pria viagra akan meningkatkan kadar oksida nitrat untuk melancarkan pasokan darah ke penis, maka pada perempuan akan meningkatkan pasokan darah ke area vagina dan klitoris.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan pada Journal of American Medical Association tahun 2008 menyatakan bahwa perempuan yang mengonsumsi antidepresan dan viagra menglami peningkatan fungsi orgasme.
Baca Juga: Permintaan Terus Naik, Jamur 'Himalayan Viagra' Terancam Punah
Menurut Madic Magic, studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Urology juga menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi viagra 25mg setiap hari bisa meningkatkan kesehatan dan pembuangan pada saluran sistem kemih.
"Sistitis atau masalah saluran kemih disebabkan oleh gangguan sinyal dari kandung kemih ke otak," kata Dr Robyn Webber, konsultan ahli urologi di Queen Margaret Hospital di Dunfermline, Skotlandia.
"Viagra itu sendiri memiliki zat kimia yang membantu untuk mengendurkan otot-otot di kandung kemih dengan meningkatkan aliran darah ke daerah tersebut. Jadi tekanan untuk buang air kecil secara terus-menerus akan berkurang," jelasnya.
Namun menurut Hello Sehat, penggunaan viagra untuk perempuan belum diresmikan oleh Badan Pengawas Obat dan makanan Amerika Serikat (FDA).
"Pasalnya, FDA belum menyetujui obat tersebut untuk dikonsumsi wanita dan kebanyakan dokter tidak akan meresepkannya pada wanita," catat Hello Sehat.
Baca Juga: Lebih Maha dari Emas, Jamur Viagra Himalaya Terancam Punah
Meskipun begitu ada jenis obat setara viagra yang diseujui FDA untuk pengotan hasrat seksual rendah pada perempuan menjelang menopause, yakni flibanserin. Obat ini memiliki mekanisme kerja yang berbeda dengan viagra, yakni menargetkan otak bukan genital.