Suara.com - Pandemi Covid-19 memaksa anak usia belajar harus melakukan pembelajaran jarak jauh atau sekolah daring dari rumah.
Pada dasarnya, tak semua anak cocok dan kerasan dengan model pembelajaran seperti itu. Beberapa anak merasa belajar daring cenderung membuat mereka tidak nyaman dan kurang menyenangkan.
Hal tersebut diperkuat lewat survei yang dilakukan oleh Ikatan Psikolog Klinis (IPK) selama pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia.
"Masalah psikologis tertinggi yang ditemukan berdasarkan keluhan dan hasil diagnosis oleh psikologi klinis yakni hambatan belajar, khususnya untuk anak dan remaja sebesar 27,2 persen," ujar Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis indonesia, Dr Indria L. Gamayanti M.Si dalam pernyataannya secara virtual, Rabu (14/10/2020).
Baca Juga: WHO: Pandemi Covid-19 Membuat Kasus Kekurangan Gizi Meningkat
Indria mengatakan, data tersebut diketahui melalui kajian terhadap psikologi layanan klinis yang dilakukan selama pandemi.
Ia lalu menambahkan masalah psikologis yang paling banyak ditemukan pada semua kelompok usia yaitu keluhan stres umum sebesar 23,9 persen; keluhan kecemasan 18,9 persen; keluhan mood swing 9,1 persen, dan gangguan kecemasan 8,8 persen; serta keluhan psikosomatis 4,7 persen.
Berdasarkan periode layanan, kelompok anak dan remaja mengalami kenaikan penerima layanan dan kelompok dewasa serta lansia mengkases layanan pada awal pandemi lebih banyak ketimbang periode setelahnya.
"Masalah psikologis ini tentu akan dapat berlanjut dan berbahaya, lalu membuat gangguan lebih serius jika tidak segera mendapatkan penanganan lebih baik dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat," pungkasnya.
Baca Juga: 90% Wisatawan Domestik Hemat Bujet Traveling saat Pandemi Covid-19