Suara.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi salah satu kondisi kesehatan paling umum yang terjadi pada orang dewasa. Sayangnya jika belum sangat parah hipertensi tidak sering kali tidak terdeteksi.
"Angka pravelinsi darah tinggi yakni 1 dari 3 orang dewasa, tapi yang terdiagnosis hanya 10 persen," kata Herry Hendrayadi, Marketing Manager PT Omron Healthcare Indonesia dalam acara OMRON-InaSH Virtual Media Briefing pada Rabu (14/10/2020).
Acara OMRON-InaSH sendiri diinisiasi oleh pihak Omron dan InaSH (Perhimpunan Hipertensi Indonesia). Menurut dokter Tunggul D. Situmorang SpPD-KGH, Ketua InaSH menyatakan bahwa tekanan darah biasanya akan meningkat seiring dengan usia, terutama pada usia 60 tahun ke atas.
"Tekanan darah akan meningkat seiring dengan usia, penderita usia 60 ke atas jumlahnya 2 dibanding 3 orang," kata dokter Tunggul pada Rabu (14/10/2020).
Baca Juga: Awas, Kemenkes Sebut Mager Bisa Berisiko Sebabkan Hipertensi
Ia juga menegaskan bahwa penyakit hipertensi bukanlah penyakit perkotaan tapi juga terjadi di desa. Kondisi hipertensi umumnya berhubungan adengan asupan garam.
Sayangnya dokter Tunggal menyatakan bahwa kebanyakan pasien hipertensi di Indonesia tidak terkendali.
"Yang mengagetkan bahwa 1 di antara 3 melakukan pengukuran tekanan darah yang tidak benar dan hanya 1 dari 3 orang yang tekanan darahnya terkontrol," jelas dokter Tunggal.
Apabila darah tinggi tidak terkentrol, maka berbagai konsekuensi kesehatan bisa terjadi terutama masalah jantung dan stoke. Oleh karena itu, Dokter Yuda Taruna Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S yang meruoakan Spesialis Neurologi serta Anggota Dewan Pembina dan Badan Pengawas InaSH menyatakan bahwa pemeriksaan darah tinggi di rumah sangat diperlukan.
"Perlunya pengukuran tekanan darah di rumah, penting karena serangan jantung dan stroke bisa saja terjadi di rumah," kata dokter Yuda pada Rabu (14/10/2020).
Baca Juga: 1 Dari 10 Pasien Covid-19 dengan Hipertensi Meninggal, Apa Sebab?