Suara.com - Istri mendiang ustaz Jefri Al Buchori, Umi Pipik diketahui hampir sembuh dari tumor kelenjar getah bening yang diidapnya sejak 2017. Umi Pipik pun memilih menjalani pengobatan alternatif daripada tindakan operasi untuk mengatasi kondisinya.
Salah satu pengobatan alternatif yang dijalaninya adalah terapi lintah. Kini, Umi Pipik mengaku sudah hampir sembuh 100 persen dari tumor yang diidapnya selama 3 tahun.
"Alternatif aja sih.. terapi sedot lintah, akupuntur, minum herbal," ungkap Umi Pipik ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (14/10/2020).
Meskipun terapi lintah ini sudah menjadi metode pengobatan sejak Mesir kuno. Tapi, apakah terapi lintah tetap memiliki efek samping?
Terapi lintah tergolong mudah dilakukan, tapi juga memiliki risiko efek samping yang lebih rendah daripada terapi lainnya.
![Umi Pipik bersama putranya, Abidzar Al Ghifari. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/29/86865-umi-pipik-bersama-putranya-abidzar-al-ghifari.jpg)
Dilansir dari Healthline, ada beberapa risiko terapi lintah, seperti infeksi bakteri yang melibatkan bakteri resisten terhadap obat. Jadi, pastikan untuk menghindari lintah di luar lingkungan yang diatur.
Dalam hal ini, orang yang immunocompromised oleh penyakit autoimun dan faktor lingkungan bukanlah kandidat yang baik untuk menjalani terapi lintah.
Jika terjadi kesalahan selama proses terapi lintah, darah akan mengalir keluar dari area yang telah dirawat dan tempat gigitan lintah tidak akan menutup.
Terkadang lintah akan mencoba pindah ke area tubuh lain di mana Anda tidak memerlukan perawatan, sehingga menyebabkan kehilangan darah yang tak diperlukan.
Baca Juga: Umi Pipik Pilih Jalani Terapi Lintah, Gimana Cara Pengobatannya?
Terkadang pula, seseorang akan menemukan dirinya alergi terhadap air liur lintah selama atau setelah terapi. Jika kondisi ini terjadi, Anda langsung mengetahuinya dan tidak disarankan lagi menjalani terapi lintah.