Umi Pipik Pilih Jalani Terapi Lintah, Gimana Cara Pengobatannya?

Rabu, 14 Oktober 2020 | 15:51 WIB
Umi Pipik Pilih Jalani Terapi Lintah, Gimana Cara Pengobatannya?
Umi Pipik bersama putranya, Abidzar Al Ghifari. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pipik Dian Irawati alias Umi Pipik, Istri mendiang ustaz Jefri Al Buchori hampir sembuh dari tumor kelenjar getah bening yang diidapnya sejak 2017.

Umi Pipik yang menolak operasi untuk mengatasi tumornya, memilih menjalani pengobatan alternatif dengan terapi lintah hingga akupuntur.

"Alternatif aja sih.. terapi sedot lintah, akupuntur, minum herbal," ungkap Umi Pipik ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (14/10/2020).

Beberapa orang awam mungkin terheran ketika mengetahui Umi Pipik menjalani terapi lintah untuk mengatasi tumor kelenjar getah beningnya.

Baca Juga: Bukan Air Dingin, Masker Kain Lebih Efektif Dicuci dalam Suhu Tinggi

Sejak zaman Mesir kuno, sebenarnya lintah telah digunakan dalam pengobatan untuk mengatasi kelainan sistem saraf, masalah gigi, penyakit kulit dan infeksi. Saat ini, lintah banyak digunakan dalam operasi plastik dan bedah mikro lainnya.

Umi Pipik [Instagram/@_ummi_pipik_]
Umi Pipik [Instagram/@_ummi_pipik_]

Karena dilansir dari Healthline, lintah mengeluarkan peptida dan protein yang berfungsi mencegah penggumpalan darah. Sekresi ini juga dikenal sebagai antikoagulan yang membuat darah mengalis ke luka untuk membantu menyembuhkannya.

Lintah obat memiliki tiga rahang dengan deretan gigi kecil. Lintah bisa menembus kulit seseorang dengan giginya dan memasukkan antikoagulan melalui air liurnya.

Kemudian, lintah dibiarkan mengeluarkan darah selama 20 hingga 45 menit setiap kali orang menjalani perawatan. Hal itu setara dengan jumlah darah yang relatif kecil, hingga 15 milimeter per lintah.

Ada beberapa situasi terapi lintah bisa dilakukan bagi orang-orang yang terancam diamputasi karena diabetes, penyakit jantung, operasi kecantikan dan kehilangan beberapa jaringan lunak.

Baca Juga: Sembuh dari Tumor, Umi Pipik Ungkap Ayah Meninggal karena Sakit yang Sama

Terapi lintah ini juga telah direkomendasikan untuk mengatasi pembekuan darah dan varises. Tapi, orang dengan anemia, kondisi pembekuan darah atau arteri yang terganggu tidak disarankan menjalani terapi lintah.

Selain itu, anak-anak di bawah usia 18 tahun dan wanita hamil biasanya juga disarankan untuk menghindari terapi lintah.

Cara kerja terapi lintah

Selama sesi terapi, lintah hidup akan menempel di area target dan mengambil darah. Lalu, lintah melepaskan protein dan peptida yang mengencerkan darah dan mencegah pembekuan darah.

Terapi lintah ini meningkatkan sirkulasi dan mencegah kematian jaringan. Kemudian, lintah akan meninggalkan luka kecil berbentuk Y yang biasanya sembuh tanpa meninggalkan bekas luka.

Lintah dianggap efektif meningkatkan sirkulasi darah dan memecah pembekuan darah. Karena itu, tak mengherankan bila terapi lintah berfungsi mengobati gangguan peredarah darah dan penyakit kardiovaskular.

Bahkan air liur lintah telah diolah menjadi obat farmasi yang bisa mengatasi hipertensi, wasir, masalah kulit hingga radang sendi.

Uji klinis menyarankan bahwa terapi lintah merupakan pengobatan tepat untuk penyakit sendi osteoartritis yang umum. Sifat anti-inflamasi dan anestesi dalam air liur lintah mengurangi rasa sakit dan nyeri di lokasi sendi yang terkena.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI