Suara.com - Vaksin Covid-19 buatan Sinovac dari China saat ini tengah diuji klinis oleh Bio Farma. Bagaimana tanggapan masyarakat seputar vaksin ini?
Dilansir Anadolu Agency, survei terbaru yang dilakukan oleh organisasi nirlaba LaporCovid-19 menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia masih ragu-ragu dan tidak setuju menerima obat dan vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan di Indonesia.
Survei ini bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta, dan Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPT PRB).
Responden berjumlah 2.109 orang dari 34 provinsi di Indonesia, mayoritas berasal dari Jakarta dan Jawa Barat.
Baca Juga: 1.000 Kasus Aktif Covid-19 Masih Tercatat di 12 Kota dan Kabupaten
Survei ini fokus pada persepsi publik terhadap tiga hal, pertama, pengembangan kandidat vaksin Sinovac asal China yang saat ini dalam proses uji klinis tahap ketiga di Indonesia.
Kedua, pengembangan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Indonesia secara mandiri melalui Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.
Ketiga, pengembangan obat Covid-19 oleh Universitas Airlangga bersama Badan Intelijen Nasional (BIN) dan TNI Angkatan Darat.
Peneliti LaporCovid-19 sekaligus pengajar di Fakultas Psikologi UI Dicky Pelupessy mengatakan sebanyak 69 persen responden menyatakan ragu-ragu hingga tidak bersedia menerima vaksin Sinovac.
Sebanyak 56 persen responden ragu-ragu hingga tidak bersedia menerima vaksin Merah Putih.
Baca Juga: Amankah Pakai Masker N95 yang Kedaluwarsa? Ini Kata Ahli Kesehatan!
Selain itu, 70 persen ragu-ragu hingga tidak bersedia menerima obat yang sedang dikembangkan oleh Unair.
Padahal di sisi lain, survei ini menemukan bahwa mayoritas responden percaya Covid-19 berdampak buruk terhadap kesehatan mereka.
"Terkait ini pemerintah perlu berupaya meyakinkan masyarakat dengan langkah-langkah yang berbasis scientific," kata Dicky dalam konferensi pers virtual, Selasa.
LaporCovid-19 juga merekomendasikan agar pemerintah tidak hanya bergantung pada pengembangan vaksin untuk mengendalikan pandemi.
"Penyediaan obat dan vaksin hanya salah satu dari upaya menyeluruh pengendalian Covid-19, perlu upaya lain yang lebih intens seperti test, tracing, dan sosialisasi," lanjut Dicky.