Suara.com - Pesepak bola kenamaan Cristiano Ronaldo dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19 pada Selasa (13/10/2020), kata Federasi Sepak Bola Portugal dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga mengatakan bahwa lelaki 35 tahun tersebut tidak memiliki gejala, kondisinya baik-baik saja, dan sedang dalam isolasi, lapor CNN.
Kasus Ronaldo ini semakin menguatkan studi yang menunjukkan sekitar 77 persen orang yang positif Covid-19 tidak mengalami gejala, meski penelitian ini dilakukan antara akhir April dan Juni.
Selain itu, penelitian dari University College London membuktikan 86 persen orang positif tidak mengalami batuk, peningkatan suhu tubuh atau kehilangan rasa dan bau, yang menjadi gejala utama dari infeksi virus corona.
Baca Juga: Penelitian Terbaru: 86 Persen Orang Positif Covid-19, Tanpa Gejala
Selain itu, studi terbaru yang dilakukan oleh University of Arizona Health Sciences menjelaskan mengapa orang-orang berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG).
Dalam studi ini, peneliti menjelaskan bahwa virus corona dapat bertindak sebagai 'penekan rasa sakit', terlebih pada tahap awal infeksi.
"Penelitian ini menjawab kemungkinan rasa sakit, sebagai gejala awal Covid-19, dapat berkurang oleh lonjakan protein SARS-CoV-2 karena virus membungkam jalur sinyal sakit pada tubuh," kata Rajesh Khanna, Ph.D., profesor di Departemen Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Arizona, Tucson.
Alih-alih menggunakan reseptor ACE2, virus corona disebut mengikat reseptor kedua, neuropilin-1, untuk memasuki tubuh.
Dilaporkan Fox News, virus corona mengikat reseptor kedua tersebut di bagian protein vascular endothelial growth factor-A (VEGF-A), atau protein pemberi sinyal rasa sakit, biasanya mengikat neuropilin.
Baca Juga: Kepala Dinas Kesehatan Makassar Ungkap Bahaya Pasien Tanpa Gejala
"Seperti kunci di sebuah gembok, ketika VEGF-A berikatan dengan reseptor neuropilin, mereka memulai serangkaian peristiwa yang mengakibatkan hipereksitabilitas neuron, yang menyebabkan rasa sakit." sambung Khanna.
Akikbatnya, protein lonjakan virus membalikkan sinyal rasa sakit yang biasanya diinduksi VEGF-A, membuat orang yang terinfeksi benar-benar tidak merasakan sakit apa pun.