Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kepada para pemimpin negara agar tidak mengandalkan lockdown wilayah untuk mengatasi kasus pandemi Covid-19.
Hal itu hanya boleh diperlakukan sebagai upaya terakhir penanganan Covid-19.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization, Dr. David Nabarro mengatakan, tindakan pembatasan hanya cara upaya terakhir.
Dengan begitu pihaknya tidak menganjurkan penguncian sebagai cara utama pengendalian virus Covid-19.
Baca Juga: Terjebak Lockdown 7 Bulan, Peru Izinkan Turis Jepang Sambangi Machu Picchu
"Satu-satunya kami yakin bahwa penguncian dapat dibenarkan adalah untuk memberi Anda waktu mengatur ulang, menyusun kembali, menyeimbangkan kembali sumber daya Anda, melindungi petugas kesehatan Anda yang kelelahan. Tetapi umumnya, kami tidak menganjurkannya," ujar Nabarro seperti dilansir dari New York Post, Selasa (13/10/2020).
Lebih lanjut, menurutnya, terdapat kerugian signifikan yang disebabkan oleh lockdown yang ketat, khususnya terhadap ekonomi global.
"Lockdown hanya memiliki satu konsekuensi yang tidak boleh Anda remehkan, dan itu membuat orang miskin menjadi semakin miskin," kata dia.
Di samping itu, lockdown dinilai telah berdampak parah pada negara-negara yang mengandalkan pariwisata.
"Lihat saja apa yang terjadi pada industri pariwisata di Karibia, misalnya, atau di Pasifik karena orang-orang tidak berlibur," jelasnya.
Baca Juga: WHO Tetiba Kecam Lockdown, Donald Trump: Mereka Akui Saya Benar!
"Coba lihat juga apa yang terjadi pada petani kecil di seluruh dunia. Lihat apa yang terjadi pada tingkat kemiskinan. Tampaknya kita mungkin memiliki dua kali lipat kemiskinan dunia pada tahun depan. Kami mungkin memiliki setidaknya dua kali lipat dari malnutrisi anak," beber Nabarro.
Sebelumnya, WHO telah memperingatkan negara-negara agar tidak mencabut lockdown terlalu cepat selama gelombang pertama virus corona baru.
"Hal terakhir yang dibutuhkan negara manapun adalah membuka sekolah dan bisnis, hanya untuk dipaksa menutupnya lagi karena kebangkitan," ucap Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Namun, Tedros mendesak negara-negara untuk mendukung langkah-langkah lain, termasuk pengujian luas dan pelacakan kontak, sehingga mereka dapat membuka kembali dengan aman dan menghindari penguncian di masa depan.
"Kita perlu mencapai situasi yang berkelanjutan di mana kita memiliki kendali yang memadai terhadap virus ini tanpa mematikan hidup kita sepenuhnya, atau beralih dari lockdown ke lockdown - yang memiliki dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat," pungkas dia.