"Pas di RSCM itulah baru diketahui jika Adib dan Afif diketahui mengalami gizi buruk, jantung bocor dan tuli," terang Nurhayati.
Nurhayati mengaku sempat kaget dengan gejala penyakit yang diderita kedua buah hatinya tersebut, namun apapun yang dialami Adib dan Afif dikatakan Nurhayati merupakan sebuah cobaan yang diberikan oleh pencipta yang harus mereka terima dengan sabar.
"Ini saya anggap sebuah cobaan yang diberikan Allah SWT kepada saya dan suami. Bagaimanapun Adib dan Afif anak kandung kami, kami akan selalu mewat keduanya sampai sesuai dengan amanah yang Allah SWT berikan," tukas Nurhayati.
Nurhayati membuka diri bagi para Darmawan yang ingin membantu perawatan anaknya agar dapat sembuh seperti anak-anak pada umumnya.
"Harapan, saya agar ada bantuan dari para dermawan untuk kesembuhan anak saya. Saya malu kemaren sempat dibantu oleh pemerintah, tapi pengobatan tidak sampai selesai karena terkendala covid-19," terangnya.
Dikatakan Nurhayati, dengan pekerjaan suami yang hanya pekerja serabutan, pergi pagi pulang sore pekerjaan merawat kedua buah hatinya dilakukan sendiri.

"Saya dirumah cuma bertiga sama Adib dan Afit, kalau suami saya kerja dari pagi hingga sore kadang sampai malam baru pulang. Dia (suami) bekerja sudah banting tulang agar kami dapat makan,"katanya.
Diusianya yang sudah beranjak 3 tahun, ternyata Adib dan Afif hanya mengkonsumsi susu. Sementara untuk makan bubur keduanya belum mau menerima dan muntah.
"Kalau minum susu keduanya masih kuat. Dan masih mengunakan pempes. Kalau Adib saya paksakan makan bubur, kalau untuk Afif dia sama sekali tidak mau. Makanya perkembangan tubuh Adib lebih kecil ketimbang kakaknya Afif," terang Nurhayati.
Baca Juga: Menurunnya Kualitas SDM sebagai Dampak dari Kemiskinan dan Gizi Buruk
Sementara Ketua RT 04/02 Kelurahan Bacang Kecamatan Bukit Intan, Sulastri berharap agar Adib dan Afif mendapatkan perawatan medis yang layak. Kesembuhan Adid dan Afif merupakan harapan terbesar bagi keluarga maupun masyarakat di RT 04.