Suara.com - Setiap bertepatan dengan 13 Oktober setiap tahunnya, semua orang di dunia memeringati Hari Tanpa Bra atau No Bra Day. Ini adalah bentuk kampanye dari kepedulian akan kanker payudara.
Namun sayangnya, gerakan ini juga menuai kontroversi. Sebagian orang berpendapat bahwa tidak ada hubungannya antara pemakaian bra dengan kanker payudara.
Pemakaian bra dianggap dapat menyebabkan kanker payudara dengan menghalangi aliran getah bening.
Padahal, dilansir American Cancer Society, tidak ada dasar ilmiah atau klinis untuk klaim ini. Satu studi dpada 2014 terhadap lebih dari 1.500 permepuan pun tidak menemukan hubungan antara mengenakan bra dan risiko kanker payudara.
Baca Juga: Anda Rentan Kena Kanker Payudara atau Tidak? Cek Daftar Risikonya Berikut
Penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di AS dan didanai oleh Institut Kanker Nasional AS. Studi diterbitkan dalam jurnal medis yang ditinjau sejawat Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention.
Jadi, apa penyebab kanker payudara?
Dilansir National Health Service (NHS), suatu layanan kesehatan di Inggris, penyebab kanker payudara belum sepenuhnya dipahami.
Namun, ada faktor risiko yang diketahui memengaruhi kemungkinan seseorang terkena kanker payudara, antara lain:
- Usia
Baca Juga: Walau Hamil, Wanita Ini Harus Jalani Perawatan Kanker Payudara
Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
Kondisi ini paling sering terjadi pada perempuan di atas usia 50 tahun yang telah melalui masa menopause. Sekitar 8 dari 10 kasus kanker payudara terjadi pada perempuan di atas 50 tahun.
- Riwayat keluarga
Memiliki kerabat dekat yang pernah menderita kanker payudara atau kanker ovarium juga meningkatkan risiko seseorang menderita kanker tersebut.
Sebagian besar kasus kanker payudara tidak diturunkan dalam keluarga, tetapi gen yang dikenal sebagai BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara dan ovarium. Mungkin saja gen ini diturunkan dari orang tua ke anaknya.
Gen TP53 dan CHEK2, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
- Pernah menderita kanker payudara
Seorang yang pernah menderita kanker payudara berisiko tinggi untuk mengalaminya lagi.
Sebuah benjolan jinak di payudara tidak berarti seseorang memiliki kanker, namun beberapa jenis benjolan dapat sedikit meningkattkan risikonya.
Beberapa perubahan jinak di jaringan payudara, seperti sel yang tumbuh tidak normal di saluran (hiperplasia duktus atipikal ), atau sel abnormal di dalam lobus payudara (Lobular carcinoma in situ), dapat membuat kanker payudara lebih mungkin terjadi.
Selain ketiga faktor di atas, paparan estrogen, terapi penggantian hormon, pil kontrasepsi, dan jaringan payudara padat juga dapat menjadi faktor risiko seseorang terkena kanker payudara.