Suara.com - Sebanyak 70 mahasiswa di Universitas di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China dilaporkan terserang Norovirus, yang mengakibatkan mereka harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Dilansir dari Global Times, Selasa (13/10/2020) pihak Universitas Keuangan dan Ekonomi Shanxi di Taiyuan telah melaporkan ke pemerintah soal mahasiswa yang mengalami muntah-muntah, diare, dan demam akibat infeksi.
Otoritas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit setempat memastikan bahwa apa yang terjadi dengan mahasiswa disebabkan oleh infeksi akibat Norovirus. Kekinian, diketahui bahwa 11 dari 28 mahasiswa telah dinyatakan positif Norovirus.
Lokasi yang diduga menjadi tempat penularan adalah tempat makan atau kantin kampus. Dilaporkan banyak orang jatuh sakit setelah makan makanan yang terkontaminasi atau basi.
Baca Juga: Waduh! Gegara Sunat, 14 Orang di Pemalang Positif Covid-19
Pasien yang terjangkit Norovirus biasanya mengalami gejala gastrointestinal seperti kembung, mual, muntah, sakit perut, dan diare dalam waktu 24 jam setelah makan.
Norovirus sendiri bukan virus yang berasal dari keluarga virus corona penyebab sakit Covid-19. Virus biasanya ada pada makanan kotor atau tidak higenis dan menyebar melalui kontak kotoran orang yang terinfeksi.
"Mengingat sekarang berada di tengah musim tingginya penyakit pencernaan biasa terjadi, karena lemahnya sistem kesehatan di China,” ujar Direktur Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Tsinghua Changgung, Beijing, Lin Minggui dalam pernyataannya.
Norovirus sendiri terbilang cukup mengerikan karena dilaporkan telah menginfeksi sekitar 685 juta orang di seluruh dunia setiap tahun dan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di China.
Diketahui, sebanyak 30 kasus baru wabah norovirus di telah tercatat sejak September lalu dengan total 1.500 kasus di China secara keseluruhan.
Baca Juga: Anak Dibawah Umur Ikut Demo Tolak UU Ciptaker di Patung Kuda
Pada Februari 2019, otoritas China telah melakukan uji klinis untuk vaksin tetravalen pertama di dunia untuk melawan norovirus. Setelah empat tahun masa pengembangan, secara teoritis vaksin tersebut dapat mencegah 80 hingga 90 persen infeksi yang disebabkan Norovirus.