Pemasangan KB Suntik Bisa Meningkatkan Kanker Payudara, Benarkah?

Selasa, 13 Oktober 2020 | 10:15 WIB
Pemasangan KB Suntik Bisa Meningkatkan Kanker Payudara, Benarkah?
Ilustrasi alat kontrasepsi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyebab kanker payudara memang beragam, dari mulai gaya hidup, makanan, faktor keturunan hingga pemasangan alat kontrasepsi.

Isu yang beredar di tengah masyarakat, pemasangan alat kontrasepsi atau pencegah kehamilan bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara, benarkah?

Dokter Spesialis Kandungan dr. Darrell Fernando, Sp.OG, membenarkan isu tersebut. Menurutnya pemasangan KB khususnya KB hormonal atau KB suntik bisa meningkatkan risiko kanker payudara.

"Jadi kalau untuk KB itu memang kalau berbicara pil KB saja, tanpa embel-embel, itu dia memang bisa meningkatkan kanker payudara," ujar dr. Darrell dalam diskusi IG Live @ayahbunda_, Senin (13/10/2020).

Baca Juga: Satgas Covid-19: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Naik di Indonesia

Beruntung pemasangan KB suntik biasanya digunakan dalam jangka pendek yakni 2 hingga 5 tahun setelahnya kembali dilepas. Saat dilepaskan risiko kanker payudara kembali turun.

Ilustrasi kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara

"Biasanya konsumsi kontrasepsi itu pada usia produktif, biasanya sebelum 40 tahun sudah dihentikan, setelah dihentikan risikonya kembali turun" jelas dr. Darrell.

Sehingga di usia 40 tahun ke atas, dr. Darrell tidak merekomendasikan para ibu diberikan KB suntik yang bisa meningkatkan hormon perempuan, sekaligus berimbas meningkatkan kanker payudara.

Selain KB suntik, ada juga KB yang sudah lebih modern yakni IUD dan spiral yang membuat pemakainya tidak perlu mendatangi dokter setiap saat, dan tidak meningkatkan kanker payudara karena tidak mempengaruhi hormon.

"Tapi sayangnya, perempuan indonesia lebih banyak memakai KB suntik, semuanya senang KB suntik, bahkan ada yang sampai bertahun-tahun lamanya, padahal tidak dianjurkan untuk jangka panjang," ujar  dokter yang berpraktik di Klinik Moegni itu.

Baca Juga: Jokowi Minta Atasi Corona di 12 Daerah Dalam 2 Pekan, Ini Respon KPCPEN

Tidak melulu buruk, kabar baiknya KB suntik ini bisa menurunkan risiko kanker indung telur dan kanker dinding rahim atau kanker ovarium. Sehingga KB ini cenderung jadi penyeimbang risiko kanker pada perempuan.

"Jadi di atas (kanker payudara) risikonya meningkat sedikit, di bawah (kanker ovarium dan indung telur) risikonya menurun. Jadi secara umumnya tidak ada masalah, tapi dengan catatan tidak pada perempuan lansia pada KB hormonal tersebut," tutup dr. Darrell.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI