Bertentangan dengan Para Ahli, Donald Trump Klaim Dirinya Kebal Covid-19

Senin, 12 Oktober 2020 | 18:51 WIB
Bertentangan dengan Para Ahli, Donald Trump Klaim Dirinya Kebal Covid-19
Presiden AS, Donald Trump. [Mandel Ngan/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa ia kebal terhadap virus corona, setelah ia dikabarkan sembuh dari Covid-19.

"Sepertinya saya kebal, saya tidak tahu, mungkin untuk jangka panjang, mungkin untuk jangka pendek. Bisa untuk seumur hidup. Tidak ada yang benar-benar tahu," tutur Trump, dalam wawancara langsung dengan Fox News, Minggu (11/10/2020).

Sedangkan dalam pernyataan dokter dari Gedung Putih, Sean Conley, tidak menyebutkan 'kekebalan'. Ia hanya menuliskan Trump tidak lagi menular, dan akan terus memantau kondisinya saat kembali aktif.

Namun, ahli mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang mengetahui apakah mereka benar-benar kebal terhadap virus , dan masih ada dugaan orang tersebut dapat terinfeksi kembali.

Baca Juga: Covid-19: Banyak Warga AS yang Tak Mampu Bayar Cicilan Rumah

Tidak ada indikator kekebalan Covid-19 yang dapat diandalkan

Presiden AS Donald Trump berjalan dari Marine One setelah tiba di South Lawn Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat pada 1 Oktober 2020. [SAUL LOEB / AFP]
Presiden AS Donald Trump berjalan dari Marine One setelah tiba di South Lawn Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat pada 1 Oktober 2020. [SAUL LOEB / AFP]

Para ahli sebelumnya setuju bahwa sebagian besar pasien sembuh dari infeksi virus corona dengan tingkat kekebalan tertentu.

Tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US) mengatakan bahwa masih belum jelas seberapa kuat respons imun virus corona, berapa lama bertahan, atau apa yang membuatnya berbeda di antara orang-orang.

Beberapa penelitian menunjukkan kekebalan hanya bertahan beberapa bulan, dan ada dugaan kasus orang terinfeksi kembali beberapa minggu setelah sembuh, lapor Insider.

"Kami sekarang tahu bahwa infeksi ulang dapat terjadi. Masih belum jelas seberapa sering kejadian reinfeksi (infeksi ulang), atau hal apa dari respons imun yang terkait dengan reinfeksi," jelas John Wherry, ahli imunologi di University of Pennsylvania di Philadelphia.

Baca Juga: Paslon Pilkada 2020 Jadikan Pencegahan Covid-19 sebagai Tema Kampanye

Cara paling cepat untuk mengukur respons imun adalah dengan menguji antibodi.

Pada Rabu pekan lalu, Conley mengatakan Trump positif memiliki antibodi virus corona, meski kemungkinan itu berasal dari terapi koktail antibodi eksperimental Regeneron yang dia terima pada 2 Oktober.

Presiden AS Donald Trump mengacungkan jempol saat ia turun dari Air Force One setibanya di Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland, Amerika Serikat pada 1 Oktober 2020. [MANDEL NGAN / AFP]
Presiden AS Donald Trump mengacungkan jempol saat ia turun dari Air Force One setibanya di Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland, Amerika Serikat pada 1 Oktober 2020. [MANDEL NGAN / AFP]

Bahkan jika tubuhnya memproduksi antibodi sendiri, mereka mungkin tidak melindunginya sepenuhnya.

"Hanya karena Anda telah membangun antibodi tidak berarti Anda kebal," ujar Marion Koopmans, kepala departemen viroscience di Pusat Medis Universitas Erasmus di Belanda.

Beberapa waktu setelah wawancara dengan Fox News, Trump mencuit bahwa ia telah menerima penyataan lengkap dari dokter di Gedung Putih.

"Artinya saya tidak bisa kebal, dan tidak bisa memberikannya," cuitnya di Twitter.

Twitter menandai cuitannya karena melanggar aturannya tentang "menyebarkan informasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya terakit dengan Covid-19".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI