Hari Kesehatan Mental Sedunia, Awas Toxic Relationship Orangtua dan Anak

Sabtu, 10 Oktober 2020 | 16:28 WIB
Hari Kesehatan Mental Sedunia, Awas Toxic Relationship Orangtua dan Anak
Ilustrasi orangtua marahi anak [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu isu yang menjadi sorotan di Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh setiap tanggal 10 Oktober tahun ini adalah toxic relationship atau hubungan tidak sehat. Hubungan tidak sehat bukan hanya terjadi antara pasangan kekasih atau suami istri, tetapi juga bisa terjadi pada orangtua dan anak.

Menurut psikolog keluarga Irma Gustiana Andriani, orangtua harus berhenti bersikap bagai 'rentenir' kepada anak-anaknya. Maksudnya, saat mereka marah dan kecewa dengan anaknya, mereka akan mengungkit uang yang sudah dikeluarkan untuk biaya hidup dan pendidikan si anak.

"Misalnya, Mama sudah biayain kamu ke sekolah mahal, jadi kamu harus ranking dan harus pintar. Hubungan inilah yang toxic, alias tidak sehat dari orangtua ke anak," ujar psikolog yang kerap disapa Ayank, dalam diskusi bersama The Asian Parent, Jumat (9/10/2020).

Hubungan ini memicu ketidaknyamanan, baik untuk anak maupun orangtua yang emosinya terus terkuras. Mirisnya, jika emosi sudah terlibat, maka bukan tidak mungkin akan sampai pada tindakan melukai fisik.

Baca Juga: Viral Video Aturan dalam Pacaran Toxic, Serasa Mirip Undang-undang

"Ini sudah toxic, lalu menghukum secara verbal, secara fisik, itu sudah toxic. Indikatornya masalah emosi dan mental yang terpapar, lalu bukan tidak mungkin orangtua ini akan melakukan cara-cara kekerasan, baik lisan maupun non lisan," jelas Ayank.

Sikap toxic lainnya yang melukai psikis anak dari orangtua adalah, anak tidak diberikan kesempatan untuk bisa menyatakan pendapat, yang pada akhirnya orangtua memaksakan kehendaknya kepada anak. "Banyak toxic parent kepada anak ini beralasan karena rasa sayangnya kepada anak, tapi konteks dan cara menyampaikan rasa sayangnya berbeda," kata dia

Psikolog yang berpraktik di Klinik Ruang Tumbuh itu mengungkap ada berbagai alasan penyebab orangtua bersikap toxic. Salah satunya fisik dan psikis orangtua yang sudah sangat lelah.

"Jadi sudah capek banget setiap hari banyak urusan, anak rewel, minta perhatian, orangtua nggak sabar menangani anaknya," jelas Ayank.

Itulah mengapa baik ayah maupun ibu harus memiliki waktu untuk diri sendiri atau me time untuk mengelola diri dari banyaknya pikiran, sehingga rasa lelah akan hilang.

Baca Juga: Segera Cek, Ini 7 Kepribadian yang Jadi Tanda-Tanda Orang Toxic!

"Kalau untuk me time, baik laki-laki dan perempuan, minimal banget 30 menit sehari, punya waktu 1 jam itu lebih bagus. Banyak yang bilang 24 jam itu kurang, berarti ada yang salah prioritas jadwal dan prioritas harian," tutup Ayank.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI