Suara.com - Demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja terjadi di sejumlah daerah di Indonesia pada Kamis (8/10/2020). Mahasiswa, buruh dan pelajar berkerumun di satu tempat untuk beramai-ramai menyuarakan pendapat mereka, yang kemudian menimbulkan kekhawatiran baru soal penyebaran Covid-19.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengaku prihatin atas apa yang terjadi dengan banyaknya orang berkerumun dalam satu lokasi, di mana hal itu bisa mengakibatkan klaster baru penularan Covid-19. Yang menjadi permasalahan menurutnya adalah, jika penularan ini menghasilkan pasien Covid-19 berkategori OTG.
“Kita ikut prihatin sangat banyak demo di berbagai provinsi. Tentunya menimbulkan risiko besar karena bisa saja ada yang positif dan terjalin hubungan dekat, akibatnya bisa terpapar Covid-19,” ujar Doni dalam keterangannya melalui virtual dari kantor Graha BNPB Jakarta, Jumat (9/10/2020).
Dia juga mengatakan para demonstran ini bisa saja saling menularkan satu sama lain dalam satu lokasi. Lalu, ketika bubar, mereka pulang ke rumah masing-masing, dan ini yang dikhawatirkan membawa virus ke keluarganya.
Baca Juga: Penjelasan Covid-19 Tanpa Gejala: Virus Corona Bertidak Bagai Pereda sakit
“Ketika pulang ke rumah potensi menularkan ke orangtua, dan tentu risikonya sangat besar bagi keluarganya, apalagi yang keluarganya terdapat komorbid atau lansia. Karena angka kematian lansia dan komorbid sangat besar, jadi sayangi keluarga kalian,” tegas Doni.
Kata dia, data yang terhimpun dalam beberapa daerah setelah melakukan rapid test, beberapa pendemo ada yang reaktif, dan hasil swab test ada juga yang positif. Dan, jika mereka termasuk OTG, mereka sangat berpotensi menjadi silent killer.
Doni selalu meminta kepada semua pihak untuk mencegah adanya kerumunan massa agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 yang semakin banyak dan semakin luas.
“Jadi kita hanya diminta untuk patuh dengan mentaati protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mencuci tangan. Karena belum sebanding dengan pengorbanan para dokter yang berjuang untuk mengobati pasien di rumah sakit,” tutur dia.
Baca Juga: 1 Orang Demonstran yang Diamankan Polresta Yogyakarta Reaktif Covid-19