Siap Hadapi Gelombang Kedua, Thailand Buka Perbatasan untuk Turis Asing?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 09 Oktober 2020 | 17:38 WIB
Siap Hadapi Gelombang Kedua, Thailand Buka Perbatasan untuk Turis Asing?
Bandara Suvarnabhumi Thailand. (Photo by Joy Presbitero on Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdebatan tentang keputusan pembukaan perbatasan bagi turis asing di Thailand masih terjadi.

Yang terbaru, Kementerian Kesehatan Thailand mendukung proposal untuk membuka kembali negaranya agar terjadi revitalisasi ekonomi setelah terguncang pandemi Covid-19.

Somsak Akksilp, Direktur Jenderal Departemen Layanan Maedis, menyatakan negaranya sangat siap menghadapi gelombang kedua Covid-19.

Meski demikian, Somsak menyadari sangat mustahil mempertahankan nol kasus infeksi karena hingga saat ini belum diketahui kapan vaksin tersedia.

Baca Juga: Ingin Indonesia Tetap Jadi Pilihan Turis, Ini Strategi Wishnutamatama

"Kami tidak bisa mempertahankan nol kasus selamanya," kata Somsak, seperti dikutip Anadolu Agency.

Somsak mengatakan Thailand memang perlu membuka perbatasan agar warga dapat kembali bekerja.

"Kita mungkin harus melihat sejumlah kecil infeksi tetapi jika kita bekerja sama untuk mencegahnya, negara akan dapat mencapai keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan ekonomi," ujar dia.

Dia mengatakan Kementerian Kesehatan Masyarakat ingin meyakinkan masyarakat bahwa Thailand memiliki sistem medis yang lengkap untuk mendeteksi dan mengendalikan virus.

Somsak mengatakan 2.000 tempat tidur sudah tersedia di seluruh negeri untuk pasien Covid-19.

Baca Juga: Dalam Pengaruh Miras, Seorang Pria di Thailand Tak Sengaja Adopsi Anjing

Bangkok bisa merawat hingga 400 pasien per hari dan sisanya dari negara 1.000-1.700 pasien per hari, kata dia.

"Kami memenangkan putaran pertama karena kepercayaan antara orang-orang dan dokter. Kami yakin kami akan melalui ini," tambah dia.

Sophon Mekthon, ketua Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO), telah memastikan pasokan masker wajah, masker N95, dan alat pelindung diri (APD) cukup jika terjadi gelombang kedua Covid-19.

Secara khusus, GPO telah bekerja dengan Asosiasi Manufaktur Tekstil Thailand dan Departemen Layanan Sains untuk membuat peralatan berkualitas tinggi, ujar Sophon.

Opas Karnkawinpong, pejabat direktur jenderal Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) mengatakan pihaknya memiliki sekitar 1.000 tim investigasi cepat dan berencana untuk melipatgandakan jumlahnya.

Tujuannya adalah untuk mengendalikan gelombang infeksi lebih lanjut dalam tiga hingga empat pekan dan mengurangi tingkat kematian hingga di bawah 1,4 persen, kata Opas.

Turis China Batal Datang

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Anupong Paojinda mencontohkan, masa karantina wajib bagi wisatawan masih 14 hari dan belum dikurangi menjadi 10 hari karena perlu studi lebih lanjut.

Phuket, kata dia, telah bersiap untuk menerima kelompok turis pertamanya dari China yang diharapkan tiba minggu ini di bawah skema STV yang bertujuan untuk mendukung pemulihan ekonomi Thailand.

Sekelompok 120 turis dan pengusaha China telah dijadwalkan tiba di Thailand pada Kamis, tetapi perjalanan mereka ditunda.

Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn menegaskan inisiatif menyambut turis asing kembali ke Thailand di bawah skema visa khusus turis (STV) akan berjalan sesuai rencana, meski mungkin tertunda karena dokumen.

Dia memastikan wisatawan dengan skema STV akan bisa datang ke Thailand pada akhir bulan ini.

"Itu bagian dari persyaratan STV yang harus mereka bayar dulu," kata Yuthasak.

Yuthasak mengatakan Thailand tidak akan melakukan pengembalian uang pada turis China yang batal tiba karena perjalanan mereka hanya ditunda.

Kementerian Luar Negeri pada Kamis menolak untuk menjelaskan masalah penundaan itu tersebut dengan mengatakan gubernur Otoritas Pariwisata Thailand telah mengklarifikasi masalah tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI