Ahli Georgia Sebut Polusi Udara Tingkatkan Risiko Keparahan Virus Corona

Jum'at, 09 Oktober 2020 | 14:48 WIB
Ahli Georgia Sebut Polusi Udara Tingkatkan Risiko Keparahan Virus Corona
Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus corona Covid-19 telah merenggut lebih dari 1 juta nyawa manusia di seluruh dunia. Tingkat keparahan virus corona Covid-19 ini pun bisa dipengaruhi oleh berbagai kondisi.

Sebuah penelitian dalam jurnal The Innovation, para peneliti di Emory University menemukan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara perkotaan telah membuat virus corona Covid-19 lebih mematikan.

"Paparan polusi udara jangka panjang dan pendek telah berkaitan dengan dampak sistemik langsung dan tidak langsung pada tubuh manusia dengan meningkatkan stres oksidatif, peradangan akut dan risiko infeksi saluran pernapasan," kata Donghai Liang dari Emory University dikutip dari Medical Xpress.

Para peneliti menganalisis polutan udara perkotaan utama, termasuk materi partikel halus, nitrogen dioksida dan ozon di 3.122 kabupaten di Amerika Serikat dari Januari hingga Juli 2020.

Baca Juga: CDC: Semakin Tinggi BMI, Semakin Besar Pula Risiko Terinfeksi Virus Corona

Analisis ini bertujuan memeriksa hubungan antara polutan udara ambien dan tingkat keparahan akibat virus corona Covid-19.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)

Peneliti menyelidiki dua hasil kematian utama, tingkat kematian kasus (jumlah kematian di antara orang terinfeksi virus corona) dan tingkat kematian (jumlah kematian di antara orang yang terinfeksi virus corona dalam populasi).

Kedua indikator tersebut bisa menyiratkan kerentanan biologis terhadap kematian akibat virus corona Covid-19 dan tingkat keparahannya akibat virus tersebut.

Berdasarkan polutan yang dianalisis, NO2 memiliki korelasi independen terkuat dengan meningkatkan kerentanan kematian seseorang akibat virus corona Covid-19.

Peningkatan NO2 di udara sebesar 4,6 bagian per miliar (ppb) juga dikaitkan dengan 11,3 persen dan 16,2 persen peningkatan kasus kematian akibat virus corona.

Baca Juga: Pasien Asma Berisiko Kecil Meninggal akibat Virus Corona, Ini Sebabnya!

Selain itu, Liang dan rekan-rekannya menemukan bahwa pengurangan 4,6 ppb dalam paparan jangka panjang terhadap NO2 akan mencegah 14.672 kematian di antara mereka yang positif virus corona.

Tim juga mengamati hubungan yang signifikan antara paparan PM2.5 dan tingkat fatalitas kasus virus corona Covid-19. Sedangkan, tidak ada hubungan penting yang ditemukan dengan O3.

"Paparan jangka panjang terhadap populasi udara perkotaan, terutama nitrogen dioksida bisa meningkatkan kerentanan populasi terhadap risiko kematian akibat virus corona Covid-19 parah," kata Liang.

Liang juga mencatat bahwa poluasi udara adalah masalah keadilan kesehatan karena beban polusi NO2 yang tidak terbagi merata.

Orang dengan pendapatan rendah dan berkulit gelap lebih sering menghadapi paparan polusi udara sekitar dan mengalami dampak signifikan terhadap polutan tersebut.

Karena itu, tidak memiliki banyak pilihan tempat tinggal atau tinggal divjalanan bisa meningkatkan dampak yang siginifikan dari polutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI