Suara.com - Orang dengan skizofrenia seringkali mendapat stigma buruk dan diskriminasi di masyarakat. Padahal, sebenarnya orang dengan skizofrenia juga bisa dirawat dan diobati.
Orang awam biasanya mendefinisikan skizofrenia sebagai halusinasi, delusi, dan memiliki pikiran yang kacau.
Tapi tetap pakar atau ahlilah yang berhak mendiagnosis gangguan jiwa tersebut. Oleh sebab itu, Psikolog RS Ciputra Hospital CitraGarden City, Meiske Yunithree Suparman, M.Psi mengatakan penting bagi kita untuk mengerti 3 fase gangguan Skizofrenia, agar bisa mendeteksi gejala sejak dini.
"Gangguan skizofrenia tidak memandang usia, gender, atau status ekonomi. Namun, gejalanya lebih banyak terdeteksi pada saat usia remaja atau dewasa awal karena pada usia tersebut adalah masa pertumbuhan transisi menuju masa yang lebih matang dan banyak permasalahan yang mungkin belum mampu terselesaikan sehingga mental cenderung mudah rapuh," ujar Meiske melalui rilis yang diterima suara.com, Jumat (9/10/2020).
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh! Ketahui Apa Itu Gangguan Psikologis
Penanganan harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terlambat, terlebih kemungkinan terjadinya kesembuhan akan lebih tinggi jika ditangani sejak dini. Untuk itu, Meiske berharap agar masyarakat mulai peduli pada permasalahan gangguan jiwa.
Cara sederhana dengan mengenali gejalanya, tidak melakukan perundungan, jangan jauhi dan memberikan label buruk. Bantu mereka (pengidap skizofrenia) mencari pertolongan ke ahlinya.
Berikut 3 fase gangguan Skizofrenia, yang perlu diketahui :
1. Fase prodromal
Adalah fase awal terlihat gejala gangguan, seperti menarik diri dari lingkungan, konflik di tempat kerja, kesulitan berhubungan sosial, kurang mampu menjaga kebersihan diri.
Baca Juga: Ganja Memiliki Dampak yang Berbeda pada Masing-masing Orang, Mengapa?
Pada fase ini intervensi medis sudah seharusnya dilakukan untuk mencegah kondisi menjadi lebih serius dan tingkat pulihnya lebih memungkinkan karena dengan penanganan yang tepat pasien skizofrenia bisa hidup mandiri dan aktif di tengah masyarakat.
Untuk itu, kesadaran untuk melakukan deteksi dini dari keluarga pasien ikut menentukan masa depan pasien skizofrenia.
2. Fase aktif
Fase ini ditandai dengan kekacauan alam pikir, perasaan, tingkah laku. Pasien juga kesulitan membedakan kenyataan versus yang tidak nyata sehingga bicara menjadi kacau.
3. Fase residual
Yaitu fase sisa dengan gejala-gejala lanjutan, seperti halusinasi atau waham (keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan), menarik diri, afek tumpul atau datar serta gejala lainnya namun tidak menonjol.
Pada sebagian besar kasus, gejala-gejala di atas seringkali terlihat tumpang tindih pada fase yang berbeda.