Cegah Kematian Tenaga Kesehatan, IDI Minta Pemerintah Pastikan APD Tersedia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 08 Oktober 2020 | 18:21 WIB
Cegah Kematian Tenaga Kesehatan, IDI Minta Pemerintah Pastikan APD Tersedia
Ilustrasi tenaga kesehatan mengenakan APD. [Indranil Mukherjee/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingginya angka kematian tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat, dan bidan membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bereaksi.

Dilansir ANTARA, PB IDI meminta pemerintah menyiapkan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan agar tersedia dengan baik secara berkesinambungan supaya pelayanan pasien COVID-19 bisa berjalan maksimal.

"Aspek keselamatan di awal-awal memang belum bagus, karena ini masalah baru. Cuman, APD sekarang bagus, bulan depan belum tentu. Oleh karena itu butuh perencanaan agar APD selalu tersedia dengan baik," kata Ketua Satgas COVID-19 PB IDI Prof Zubairi Djoerban saat dihubungi di Jakarta, Kamis (8/10/2020).

Ia mengatakan hal itu menyangkut kewajiban pemerintah dan manajemen rumah sakit dalam menyediakan APD bagi tenaga kesehatan.

Baca Juga: Warga Suriah Positif Covid-19 Lebih Pilih Mati Ketimbang Masuk Rumah Sakit

Apalagi, penambahan pasien positif COVID-19 di Tanah Air selalu berubah-ubah atau tidak sama dengan minggu sebelumnya.

Maka butuh persiapan APD yang lebih untuk mengantisipasi lonjakan tersebut.

"Kebijakan APD ini perlu terus dievaluasi agar tidak kehabisan," katanya.

Sejauh ini, IDI melihat memang belum ada keluhan rumah sakit yang kekurangan APD.

Namun, hal itu tetap harus diperhitungkan karena jumlah kasus COVID-19 di Tanah Air terus naik.

Baca Juga: Bapemperda: Insentif Tenaga Kesehatan Tanggung Jawab Pemprov DKI

Menurut Prof Zubairi, APD merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar penggunaannya oleh setiap tenaga kesehatan.

Oleh sebab itu, ketersediaan APD menjadi penting dalam melayani pasien COVID-19.

Di samping itu, Prof Zubairi juga menyoroti masih ada tenaga kesehatan yang tidak menggunakan APD dengan baik.

Meskipun rumah sakit tempat mereka bekerja tidak merawat pasien COVID-19 namun kewaspadaan tetap harus diterapkan.

"Semua dokter, rumah sakit harus siaga dan waspada mengenai penularan COVID-19 karena pada prinsipnya banyak yang tanpa gejala," katanya.

Belajar dari sejumlah kejadian, banyak pasien ginjal, lupus, kanker dan sebagainya saat berobat ke rumah sakit ternyata terinfeksi virus corona, namun tanpa gejala.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI