Cara Cegah Penularan Covid-19 di Asrama dan Pesantren Menurut Epidemiolog

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 08 Oktober 2020 | 17:03 WIB
Cara Cegah Penularan Covid-19 di Asrama dan Pesantren Menurut Epidemiolog
Seorang santri mengecek suhu tubuh para santri lainnya saat akan Shalat Dzuhur di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/06/2020). [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Klaster Covid-19 di pesantren, asrama, dan sekolah semakin banyak. Epidemiolog mengingatkan cara sederhana untuk mengatasinya.

Dilansir ANTARA, pakar Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Citra Indriani menyatakan karantina mandiri pada siswa baru atau siswa yang baru kembali ke asrama atau pesantren dapat mencegah munculnya klaster penularan Covid-19 di lingkungan itu.

"Di asrama atau pondok pesantren berkumpul orang dari berbagai daerah. Hal ini berisiko mempertemukan orang infeksius dengan mereka yang masih rentan," kata Citra Indriani melalui keterangan tertulis dari Humas UGM di Yogyakarta.

Menurut dia, karantina oleh para siswa atau santri setidaknya dilakukan di kamar tersendiri yang tidak bercampur satu sama lain hingga 14 hari pengamatan.

Baca Juga: Sarungan, Santri Jalan Kaki 12 KM untuk Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja

Citra menyampaikan hal itu menanggapi ratusan santri yang berasal dari tiga pesantren di Kabupaten Sleman, DIY positif terinfeksi Covid-19.

Sebelumnya, penularan virus corona juga telah terjadi di sejumlah pondok pesantren di Pulau Jawa.

Penularan Covid-19 antarsiswa juga terjadi di pusat pendidikan Secapa AD di Jawa Barat.

Dosen FKKMK UGM ini menyampaikan bahwa upaya pencegahan penularan Covid-19, baik di asrama maupun pondok pesantren sangat dimungkinkan.

Cara pencegahan utama yang bisa dilakukan, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Pulang dari Pondok Pesantren, Gadis 12 Tahun Dicabuli Ayah Kandung

Menurut dia, tidak masalah jika asrama atau pesantren ingin memulai pendidikan di tengah pandemi.

Namun, Citra menekankan dalam pelaksanaannya harus mematuhi atau melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Selain itu, kegiatan pendidikan dilakukan secara perlahan dan bertahap.

"Membuat kondisi asrama atau pesantren membudayakan protokol kesehatan tidaklah mudah, tapi bukan berarti tidak bisa karena semua butuh waktu. Tak hanya itu, risiko buka tutup kelas tatap muka juga harus dipahami oleh penyelenggara pendidikan, formula yang tepat seperti apa perlu didiskusikan dengan Dinkes setempat," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI