Suara.com - Sebuah penelitian baru dari Jepang menunjukkan bahwa virus corona Covid-19 dapat 'hidup' di kulit manusia hingga 9 jam.
Penelitian ini terbit dalam jurnal Clinical Infectious Diseases pekan lalu oleh peneliti dari Kyoto Prefectural University of Medicine.
Dilansir Fox News, peneliti membuat model yang memungkinkan virus bereproduksi secara aman dari studi klinis tentang penerapan patogen pada kulit manusia dan menjelaskan stabilitas SARS-CoV-2 pada kulit. Model terbuat dari sampel kulit manusia yang sudah diautopsi.
Dalam studi, mereka menemukan SARS-CoV-2 bisa bertahan lebih lama dari virus influenza A (IAV) di kulit manusia, yang hanya menempel selama kurang lebih dua jam.
Baca Juga: Waduh, 86 Persen Orang Positif Virus Corona Tidak Alami Gejala Utama
Ketika kedua virus tersebut dicampur dengan lendir yang meniru batuk atau bersin, virus corona dapat bertahan lebih lama lagi, yaitu 11 jam.
Untungnya, ketika kulit diberi etanol (alkohol), baik SARS-CoV-2 maupun IAV dapat dimatikan dalam waktu 15 detik. Peneliti mengggunakan pembersih tangan dengan kadar alkohol 80 persen.
"Kelangsungan hidup SARS-CoV-2 selama 9 (jam) pada kulit manusia dapat meningkatkan risiko penularan kontak dibandingkan dengan IAV, sehingga mempercepat penyebaran. Kebersihan tangan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi SARS-CoV-2," tulis peneliti.
Namun, studi tersebut memiliki satu batasan, yaitu peneliti tidak mempertimbangkan viral load atau jumlah virus yang bisa menyebabkan infeksi Covid-19 dari kontak dengan kulit yang terkontaminasi.
Penelitian ini dilakukan setelah adanya studi terpisah tentang virus corona jenis baru dapat hidup di permukaan seperti plastik dan baja tahan karat hingga tiga hari pada Maret 2020 lalu.
Baca Juga: Kafe di Praha Jual Kue Bentuk Virus Corona, Mau Beli?