Perjalanan Alergi Anak Sejak Bayi hingga Remaja, Apa Saja yang Terjadi?

Rabu, 07 Oktober 2020 | 18:12 WIB
Perjalanan Alergi Anak Sejak Bayi hingga Remaja, Apa Saja yang Terjadi?
Ilustrasi anak alergi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alergi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja sejak masih bayi. Meski termasuk penyakit keturunan, anak yang orangtua atau saudara kandungnya tidak memiliki alergi apa pun masih bisa menunjukan gejala alergi.

Konsultan alergi imunologi IDAI Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A (K) menjelaskan kondisi itu bisa saja terjadi karena orangtua si anak sebenarnya memiliki sifat alergi, hanya saja belum bertemu dengan pemicunya.

"Kemungkinan anak terkena alergi bisa 5-15 persen. Pada beberapa kasus biasanya karena anak juga tidak mendapatkan ASI," jelas dokter Zaki dikutip dari siaran IGTV Ayahbunda, Rabu (7/10/2020).

Jenis alergi pada anak juga bisa dilihat dari usianya. Bayi usia di bawah 1 tahun, kata Zaki, kebanyakan mengalami alergi pada makanan. Itu terjadi karena saluran cernanya belum berfungsi dengan baik, sehingga yang terganggu sering kali anak mengalami diare juga ruam di kulit.

Baca Juga: Idap Sindrom Stevens-Johnson, Tubuh Gadis Ini Terbakar setelah Minum Obat

Setelah usia di atas satu tahun, saluran cerna telah membaik. Namun jika tidak dilakukan pencegahan, alergi bisa berkembang ke jenis lain. "Umur 1 tahun ke atas saluran cerna sudah membaik, alergi saluran cerna sudah hilang, kulit bersih, sembuh. Nanti alergi saluran napas karena anak main di luar kena debu. Maka jadilah kena asma kalau tidak ditangani dengan baik," tuturnya.

Menurut dokter Zaki, asma bisa dialami anak hingga berusia 7 tahun. Setelah itu, hingga remaja, imunitas anak semakin bagus begitu pula dengan saluran napasnya. Sehingga kemungkinan asmanya akan sembuh.

Namun sayangnya, alergi belum tentu berhenti. Anak masih kemungkinan mengalami alergi udara yang terjadi melalui hidung.

"Nggak bisa kita hindari karena paling depan kontak dengan udara. Itu disebut dengan allergic march, perjalanan alergi pada anak, kalau tidak ditangani dengan baik," jelas Guru Besar Universitas Indonesia tersebut.

Dokter Zaki menyarankan agar pengobatan dilakukan sedini mungkin untuk mencegah alergi berkembang menjadi asma dan seterusnya. Menurutnya, pasien yang berobat sebaiknya memang menjalani pengobatan jangka panjang sebagai pencegahan.

Baca Juga: Selain Nanas, Berikut Makanan yang Dapat Mengatasi Gejala Alergi

"Kulitnya dikasih pelembab rutin untuk mengobati barrier kulit yang mengalami gangguan yang mudah terjadi alergi. Dengan menghindari, bisa menghentikan supaya tidak berlanjut," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI