Sebuah tinjauan dari data wabah SARS dan MERS menunjukkan bahwa mereka yang selamat dari virus tersebut memiliki risiko PTSD lebih tinggi.
Dalam kasus virus corona sekarang ini, gejala PTSD mereka bisa muncul sebagai tanggapan atas tindakan invasif yang diperlukan untuk merawat pasien, termasuk intubasi dan ventilasi yang bisa menimbulkan trauma pada pasien.
Di lain waktu, delirium menyebabkan pasien Covid-19 menderita halusinasi dan ingatan akan sensasi mengerikan yang terus mengganggu pasien setelah sembuh.