Eddie Van Halen Meninggal Kena Kanker, Kenapa Kemoterapi Tak Menyembuhkan?

Rabu, 07 Oktober 2020 | 13:45 WIB
Eddie Van Halen Meninggal Kena Kanker, Kenapa Kemoterapi Tak Menyembuhkan?
Ilustrasi kemoterapi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang ternama yang meninggal karena kanker. Kabar yang paling baru, Selasa (6/10/2020), musisi Eddie Van Halen baru saja berpulang karena kanker tenggorokan.

Kanker pada dasarnya adalah sejenis tumor ganas yang menyebar dan menginfeksi sel normal di organ tertentu.

Berbeda dengan tumor jinak yang memiliki dinding pembatas sehingga sel abnormal tidak menyebar, tapi pada tumor ganas, sel abnormal tidak memiliki dinding pembatas, yang akhirnya ia bisa menyebar dengan cepat.

Kemoterapi adalah salah satu pengobatan kanker yang paling diandalkan. Biasanya kemoterapi dilakukan sebanyak 4 siklus, 6 siklus, hingga 8 siklus untuk menurunkan sel kanker.

Baca Juga: 7 Fakta Eddie Van Halen, Musisi Rock Dunia yang Berdarah Rangkasbitung

Namun, menurut dokter spesialis penyakit dalam sub spesialis hematologi-onkologi medik, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, kemoterapi tidak bisa menyembuhkan kanker seutuhnya, karena obat antikanker hanya membasmi sel kanker yang sedang membelah diri.

"Jadi kemoterapi itu obatnya hanya bisa menyerang sel yang sedang membelah, yang sedang tidur tidak kena. Jadi dia bangun lagi, kita kasih lagi kemoterapi, bangun lagi kasih kemoterapi, sampai beberapa kali," ujar Prof Aru dalam diskusi bersama Yayasan Kanker Indonesia dan Kalbe beberapa waktu lalu.

Mirisnya, saat paket kemoterapi sudah dilakukan hingga 8 siklus sekalipun, sel kanker ini ternyata jumlahnya masih bisa meningkat drastis. Ini karena dalam satu gundukan sel tumor kanker ditempati lebih dari satu macam sel kanker.

Profesor yang berpraktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi ini mengumpamakan tumor kanker terdiri dari 3 jenis atau lebih sel kanker, lalu saat kemoterapi hanya membunuh 1 jenis sel dalam tumpukan sel kanker, dan 2 jenis atau sisa dari sel kanker akan bertumbuh lagi memperbanyak diri.

"Jenis sel kanker lain tetap hidup, jadi membentuk satu tumor lagi dengan sifat yang berbeda dari sel yang pertama. Itu sebabnya kita minta biopsi ulang kalau pasien datang lagi dalam keadaan relaps, padahal sudah dapat kemoterapi lengkap," terang Prof. Aru.

Baca Juga: Denada Curhat Anaknya Menangis Ngeluh Lelah Usai Kemoterapi

Fenomena mengerikan lainnya adalah jika dalam satu gundukan tumor terdiri dari berbagai sel kanker, yang membelah lalu memecah diri lagi menjadi jenis sel kanker yang lain. Inilah yang menjadikan kanker sebagai penyakit yang sulit dibasmi, lalu akhirnya merenggut nyawa. "Apalagi kalau sampai sel kanker jadi populasi terpecah, inilah mengapa kanker sulit dibasmi," tutup Prof. Aru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI