Stres Bisa Bikin Kondisi Pasien Covid-19 Tambah Parah? Ini Kata Dokter

Selasa, 06 Oktober 2020 | 20:55 WIB
Stres Bisa Bikin Kondisi Pasien Covid-19 Tambah Parah? Ini Kata Dokter
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi kejiwaan dikatakan dokter berpengaruh terhadap kondisi fisik pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan.

Dokter spesialis paru Dr. dr. Agus Dwi Susanto Sp.P(K) mengingatkan bahwa pikiran juga sangat berperan penting menentukan kondisi pasien.

Pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit umumnya juga akan selalu diingatkan untuk menjaga tingkat stresnya, agar tidak menurunkan sistem imun mereka.

"Kita, dokter-dokter di RSUP Persahabatan selalu ingatkan pasien jangan terlalu stres karena bisa menurunkan imunitas," kata dr Agus dalam webinar bersama Suara.com, Selasa (6/10/2020).

Baca Juga: Dokter Paru Sebut Butuh Waktu Bulanan Untuk Pulih Pasca-Terinfeksi Covid-19

Ia menjelaskan, stres juga bisa menggangu psikologis tubuh, mengacaukan waktu tidur juga menimbulkan penyakit lainnya.

Oleh sebab itu, menurut Agus, hal pertama yang harus dilakukan pasien Covid sebenarnya mencegah terjadinya stres.

"Di Persahabatan ada tim psikiatri supaya pasien gak stres. Karena beberapa pasien ada yang gangguan cemas, gak bisa tidur, bahkan sesak napas gara-gara stres. Itu akan memperburuk kondisi tubuh," tuturnya.

Pengalaman serupa pernah dirasakan aktor Detri Warmanto. Ia dinyatakan positif Covid-19 pada Maret lalu.

Saat itu, Detri mengaku tidak mengalami gejala apa pun. Namun, ia sempat panik saat sedang melakukan isolasi mandiri.

Baca Juga: Mungkinkah Pasien Covid-19 yang Sembuh Terinfeksi Ulang? Ini Kata Ahli AS!

Menantu Menpan RB Tjahyo Kumolo itu bercerita dirinya khawatir dengan bahaya infeksi virus corona yang bisa mengakibatkan meninggal dunia.

"Saya masih panik karena gak tahu harus ngapain. Info masih terbatas. Setahu saya setelah kena covid akan demam, sesak napas, masuk rumah sakit, pakai ventilator, terus meninggal," ucap Detri.

Setelah berkonsultasi dengan dokter RSPAD, Detri diminta lakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Selama itu, Detri mengaku rutin konsumsi multivitamin juga buah-buahan.

Namun ketika awal masa isolasinya, Detri justru merasa gejala ringan sesekali dirasakannya.

"Terpukul banget dinyatakan covid. Tiga hari pertama gak enak badan. Ngerasa kaya gatal tenggorokan, demam sedikit. Itu mulai keluar sugesti. Tiba-tiba sempat batuk kecil. Tapi kalau tidur gak mikirin itu sebenarnya gak terasa juga batuk," ujarnya.

Selama masa isolasi itu, Detri merasa sebenarnya dirinya tidak bergejala sama sekali. Setelah 14 hari selesai, ia kembali melakukan tes swab dan pemeriksaan darah, tensi, juga rongen paru.

Ia bersyukur hasil tes juga ketiga pemeriksaan kesehatan itu menunjukan hasil baik.

"Karena sebelumnya tahunya ada beberapa cerita ada yang sampai flek paru, bercak, bahkan rusak. Alhamdulillah saya sampai sekarang paru baik," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI