Pegiat Literasi: Sejak Sekolah Anak Indonesia Tidak Diwajibkan Baca Buku

Risna Halidi Suara.Com
Minggu, 04 Oktober 2020 | 20:05 WIB
Pegiat Literasi: Sejak Sekolah Anak Indonesia Tidak Diwajibkan Baca Buku
Ilustrasi Buku . (Pixabay.com/AnnieSpratt)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut Data The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan, budaya membaca di Indonesia termasuk yang paling rendah di dunia dari tahun ke tahun.

Penggagas Gerakan Literasi Sekolah Satria Dharma mengatakan, perlu ada kesadaran akan pentingnya penguasaan literasi membaca sejak dini oleh semua pihak.

Dalam acara peluncuran program Indonesia Cinta Membaca dari Tanoto Foundation, Dharma mengatakan dampak dari budaya literasi yang rendah bisa dilihat dari status Indonesia sebagai salah satu pengirim buruh migran terbesar di dunia.

"Karena kemampuan literasi kita rendah, kita tidak mampu menggerakkan roda perekonomian negara kita sendiri," jelas Dharma.

Baca Juga: Gubes FKM UI Tekankan Pentingnya Literasi Gizi di Sekolah dan di Rumah

Ia melanjutkan, anak yang tiap hari bersekolah tapi tidak membaca, sebenarnya tidak mendapat pendidikan apa-apa.

"Tidak ada gunanya guru berbicara dan mengajar setiap hari, karena dengan hanya mendangar maka anak-anak tidak mendapat pendidikan," jelasnya.

Meski begitu, Dharma juga menyinggung bagaimana sebenarnya anak-anak Indonesia memiliki minat baca yang sama besarnya dengan anak-anak di negara lain.

Lalu apa masalahnya?

Kata Dharma, sejak kecil dan selama sekolah, anak-anak Indonesia tidak diwajibkan membaca buku oleh guru.

Baca Juga: Tingkatkan Budaya Literasi Pada Anak, Mahasiswa UMM Ajarkan Membaca

"Bandingkan dengan di Thailand. Siswa SMA di sana wajib membaca lima judul buku, di Amerika Serikat 32 judul buku. Di SMA Indonesia, 0 judul," tambahnya.

Selain itu, Dharma juga menyinggung bagaimana literasi rendah berisiko membuat hoaks atau berita bohong dan hate speech atau ujaran kebencian merajalela di media sosial.

Untuk itu, ia terus menekankan pentingnya budaya membaca yang diterapkan sejak dini di sekolah maupun di rumah.

Diketahui sebelumnya, 8 September hingga Desember diperingati sebagai Hari Literasi Internasional.

Secara luas, literasi berarti kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Karena itu juga, literasi sangat erat kaitannya dengan kebiasaan membaca.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI