Suara.com - Pada Jumat (1/10/2020) kemarin, Donald Trump mengumumkan bahwa irinya terinfeksi virus corona. Gedung Putih mengatakan sang presiden mendapat dosis koktail antibodi setelah positif Covid-19.
Menurut pernyataan dari sekretaris pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany, Trump menerima koktail antibodi poliklonal dosis 8 gram, REGN-COV2, dari perusahaan farmasi Regeneron, sebagai tindakan pencegahan.
Dilansir Fox News, Creative Diagnostics, perusahaan swasta Amerika yang mengkhususkan diri dalam penelitian dan pembuatan antibodi, menyebut antibodi poliklonal terdiri dari sel heterogen yang umumnya diproduksi oleh klon sel B yang berbeda di dalam tubuh.
Klon sel B merupakan garis sel yang dihasilkan oleh sel B, yakni sel yang dapat menghasilkan antibodi untuk antigen yang menargetkan berbagai bagian antigen.
Baca Juga: Meski Belum Disetujui FDA, Trump Diberi Perawatan Antibodi Regeneron
Antibodi poliklonal dapat mengidentifikasi dan menempel pada epitom yang berbeda, bagian spesifik dari antigen tunggal. Antibodi ini juga diproduksi pada makhluk hidup.
Untuk membuat antibodi poliklonal, imunogen biasanya disuntikkan untuk mendapatkan respons imun. Kemudian, itu disuntikkan untuk menghasilkan titer antibodi yang lebih lebih tinggi terhadap antigen tertentu.
Perawatan eksperimental yang digunakan memakai antibodi yang dibuat oleh Regeneron, serta antibodi yang diambil dari penyintas Covid-19. Tujuannya agar kedua antibodi mengikat protein virus corona, membatasi kemampuan virus untuk 'melarikan diri'.
Sementara itu, Dr. Matt McCarthy, seorang dokter penyakit menular mengatakan, pengobatan ini sudah menunjukkan efektivitas dalam mengurangi jumlah virus di dalam tubuh (viral load) dan tingkat keparahan gejala.
Baca Juga: Temukan Antibodi Potensial, Ilmuwan Jerman Kembangkan Vaksin Covid-19 Pasif