Merinding, Ilmuwan Ini Biarkan Ribuan Nyamuk Gigit Lengannya, Buat Apa?

Sabtu, 03 Oktober 2020 | 18:50 WIB
Merinding,  Ilmuwan Ini Biarkan Ribuan Nyamuk Gigit Lengannya, Buat Apa?
Dr Perran Stott Ross membiarkan lengannya digigit nyamuk. (Dok: Twitter/MosWhisperer)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli Entomologi University of Melbourne membiarkan ribuan nyamuk menggigit lengannya secara teratur demi penelitian untuk memberantas demam berdarah.

Adalah Dr Perran Stott Ross yang telah meneliti selama bertahun-tahun untuk menemukan cara efektif mencegah penyebaran virus Dengue penyebab demam berdarah.

Salah satu strateginya membiarkan nyamuk terinfeksi Wolbachia, bakteri yang secara alami menghalangi penularan demam berdarah dari generasi ke generasi nyamuk ke manusia.

Tapi risikonya dalam penelitian ini Dr Stott Ross harus memantau ribuan serangga penghisap darah itu, dan untuk memantaunya ia membiarkan nyamuk menghisap darah miliknya hingga puas.

Baca Juga: Karena Bakteri Wolbachia, Kasus DBD Turun 77 Persen di Yogyakarta

Dr Perran Stott Ross membiarkan lengannya digigit nyamuk. (Dok: Twitter/MosWhisperer)
Dr Perran Stott Ross membiarkan lengannya digigit nyamuk. (Dok: Twitter/MosWhisperer)

Aksi Ilmuwan Australia ini menjadi viral setelah ia mentweet foto lengannya yang melepuh usai memberi makan 5.000 nyamuk betina. Ia mengaku gigitan nyamuk ini terkadang menyakitkan, dan ia menahan diri untuk tidak menggaruk setelah sesi memberi makan nyamuk itu.

"Kadang bisa sedikit menyengat jika mereka menggigit di tempat yang sensitif, tapi kebanyakan hanya iritasi ringan," kata Ross mengutip Odditycentral, Sabtu (3/10/2020).

Melihat foto dan video yang dibagikan Dr Stott Ross di akun twitternya, orang banyak yang bertanya apakah ia kebal terhadap sakit dan iritasi dari gigitan nyamuk. 

"Aku bahkan tidak bisa membayangkan betapa kurasakan gatal yang teramat sangat menyerang," katanya.

"Catatan pemberian darah nyamuk hari ini, 5.000 nyamuk betina diberi makan dan 16 milimeter darah hilang," tulis Ilmuwan itu di satu ketika.

Baca Juga: Berkat Wolbachia, Demam Berdarah di Yogyakarta Turun Hingga 77 Persen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI