Suara.com - Beberapa orang menolak memakai masker karena kesulitan bernapas dan takut menghirup karbondioksida terlalu banyak yang bisa mengakibatkan berbagai masalah penyakit.
Tapi, sebuah studi baru menunjukkan bahwa masker bedah tidak akan menyebabkan penumpukan karbon dioksida maupun membatasi oksigen.
Studi tentang pengaruh masker pada pertukaran gas pada orang sehat dan pasien dengan COPD yang diterbitkan dalam Annals of American Thoracic Society, berlangsung setelah sekelompok penduduk Florida menentang aturan pemakaian masker.
Salah satu alasan mereka menolak memakai masker di tengah pandemi virus corona Covid-19, karena itu bisa menyebabkan penumpukan karbondioksida terlalu banyak.
Baca Juga: Kejang Arteri Koroner, Serangan Jantung yang Sebabkan Nyeri Dada Tak Stabil
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Michael Campos, seorang ahli paru di Miami VA Medical Center dan University of Miami Hospital and Clinics, mengamati masalah perubahan kadar oksigen atau karbon dioksida pada individu sehat dan mereka yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sebelum maupun ketika memakai masker bedah.
Studi kecil tersebut melibatkan 15 veteran militer dengan PPOK parah, masing-masing dengan fungsi paru-paru di bawah 50 persen dan 15 peserta yang sehat.
Semua peserta memakai masker selama 30 menit dan diminta berjalan selama 6 menit sambil mengenakan masker bedah.
Kemudian, peneliti melakukan tes darah pada setiap peserta. Mereka pun menemukan tidak ada perbedaan dalam kadar oksigen atau karbon dioksida.
"Data ini menemukan bahwa pertukaran gas tidak dipengaruhi oleh penggunaan masker bedah secara signifikan. Bahkan pada subjek dengan gangguan paru-paru yang parah," kata Campos dalam penelitian tersebut dikutip dari Fox News.
Baca Juga: Komplikasi Virus Corona, Ahli Inggris Sebut Pasien Bisa Alami Psikosis
Sejumlah penelitian lain tentang virus corona baru menunjukkan bahwa memakai masker bisa membantu mencegah individu yang terinfeksi menyebar Covid-19 pada orang lain, serta melindungi mereka yang memakainya.
Kini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan semua orang untuk memakai masker di depan umum.
Selain itu, semua orang juga harus memakai masker ketika berada di sekitar orang yang tidak tinggal di rumah yang sama dan mencegah tetesan pernapasan tidak menyebar, terutama ketika batuk, bersin atau berbicara.
Cara ini juga bisa membantu mengurangi potensi penyebaran virus corona Covid-19 ketika berada di dalam rumah maupun di ruang publik.
"Masker dengan katup atau ventilasi pernapasan tidak boleh dipakai untuk membantu mencegah penyebaran virus corona Covid-19 pada orang lain," kata CDC.