Suara.com - Virus corona Covid-19 telah menyebabkan sejumlah kondisi jangka panjang bagi pasien sembuh. Seorang ahli mengatakan salah satu komplikasi langka virus corona membuat pasien menderita psikosis dan bunuh diri.
Joe Rafferty, CEO Merseycare, mengatakan kepada Dewan Kesehatan dan Kesejahteraan Dewan Liverpool, petugas medisnya telah melihat banyak rujukan pasien virus corona dengan komplikasi yang merupakan subjek penelitian di Inggris selama gelombang pertama pandemi.
"Kami melihat orang-orang dengan psikosis terkait virus corona benar-benar sangat sakit, ingin bunuh diri dan sekitar 80 persen orang mengalami perubahan mental," jelas Joe Rafferty dikutip dari Mirror UK.
Joe mengaku telah melakukan beberapa penelitian baru untuk melihat bagaimana dan kapan lonjakan kasus kesehatan mental terjadi sebagai respons terhadap fase pertama virus corona Covid-19.
Baca Juga: Ahli Inggris Sebut Hilangnya Indra Penciuman Lebih Khas bagi Pasien Corona
Tujuannya, Joe ingin mengantisipasi peningkatan kasus kesehatan mental beberapa tahun ke depan hingga 30 persen, mulai dari terapi bicara hingga tahap yang lebih tinggi.
Joe Rafferty mengatakan dampak signifikan kemungkinan dirasakan oleh mereka yang sudah hidup dengan masalah kesehatan mental sebelumnya. Setelah gelombang pertama virus corona, kondisi pasien pun lebih buruk daripada sebelumnya,
Ia pun juga sudah menyiapkan layanan digital yang bisa membantu pasien tetap mendapatkan konsultasi tambahan selain layanan tatap muka.
Merseycare melayani lebih dari 11 juta orang, yang yang bertanggung jawab menyediakan layanan untuk mendukung kesehatan mental, ketidakmampuan belajar, kecanduan, cedera otak, dan kesehatan fisik.
Harapan akhirnya, langkah yang dilakukan dan dipersiapkan Joe ini bisa menekan sekaligus mengatasi kesehatan mental pasien akibat komplikasi virus corona Covid-19.
Baca Juga: Benarkah Stres Bikin Lebih Mudah Tertular Covid-19? Ini Kata Psikolog