Kemenkes Ungkap Cara Agar Mental Tetap Sehat Selama Pandemi Covid-19

Jum'at, 02 Oktober 2020 | 07:50 WIB
Kemenkes Ungkap Cara Agar Mental Tetap Sehat Selama Pandemi Covid-19
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kesehatan jiwa masyarakat selama pandemi Covid-19 menjadi salah satu yang terdampak dari penyebaran virus corona. Banyak orang di seluruh dunia dihadapkan dengan rasa cemas akibat hidup di tengah ketidakpastian dari sisi ekonomi maupun kesehatan.

Salah satunya anak dan orangtua belajar dan bekerja di rumah kerap merasakan depresi. Hal ini juga yang diakui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Achmad Yurianto, yang mengakui Covid-19 bukan sekadar virus tapi juga berdampak di kehidupan sosial.

"Permasalahan ini (depresi) tidak hanya terkait langsung virusnya, ancaman bisa kehilangan pekerjaan, tidak bisa bekerja untuk waktu lama menjadi beban yang diyakini bisa menyebabkan gangguan jiwa, usaha tidak jalan, bekerja tidak bisa, ini memberikan dampak luar biasa besar," ujar Yurianto dalam acara Webinar Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Kemenkes RI, Kamis (1/10/2020).

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Meski tidak bisa dihitung seberapa besar dampak masyarakat yang depresi selama pandemi, Yurianto memastikan tetap akan membuka layanan dan konsultasi seluas-luasnya. Masyarakat bisa menghubungi call center 119, bagi mereka yang mengalami stres dan depresi berlebihan.

Baca Juga: Pemprov Kaltim Gelontorkan Rp 536 M untuk Penanganan Covid-19

"Banyak yang (depresi) kita lagi coba hitung berapa banyak yang mengalami ini. Kami berikan akses seluas-luasnya kepada masyarakat tentang seberapa besar dampak kejiwaan mereka akibat pandemi," jelas Yurianto.

Sementara dr. Siti Khalimah, SpKJ, MARS, Direktur P2MKJN menjelaskan ada empat kelompok kategori dalam menghadapi stres saat pandemi Covid-19. 

Kelompok pertama adalah mereka yang bisa menghadapi stressor dan bisa mengendalikannya dengan baik, sehingga tidak membutuhkan pertolongan. 

Kelompok kedua adalah yang merasa stres dan tidak nyaman tapi hanya membutuhkan dukungan dengan orang sekitar misalnya keluarga, teman, sahabat atau tetangga.

Ketiga adalah mereka yang sudah fase depresi atau stres berat, biasanya membutuhkan pertolongan psikolog. Hanya 5 persen dari total kelompok ini yang membutuhkan penanganan khusus obat atau terapi atau masuk kategori gangguan jiwa.

Baca Juga: Tambah 1153 Kasus, Dinkes DKI: 53 Persen Pasien Covid Hari Ini Tanpa Gejala

Kelompok terakhir atau keempat adalah mereka yang dengan gangguan jiwa yang harus segera mendapatkan penanganan khusus karena gejalanya berat. 

"Akses disiapkan Kemenkes bekerjasama dengan berbagai organisasi untuk konseling, berusaha membantu masyarakat yang terdampak pandemi, alami cemas dan ketakutan supaya tidak jadi dalam kelompok yang 5 persen," tutup Siti Khalimah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI