Suara.com - Chad Dorrill (19), mahasiswa Amerika Serikat yang memiliki kondisi sehat meninggal karena komplikasi langka Covid-19. Sebelumnya, ia dinyatakan positif Covid-19 pada 7 September dan dikarantina selama 10 hari.
Melansir dari Independent, paman Chad yakni David Dorrill mengatakan bahwa setelah keponakannya kembali ke perguruan tinggi, Chad mengalami masalah neurologis yang serius. Padahal Chad sebelumnya dikenal bugar, berpawakan tinggi ramping dan gemar bermain basker serta lari jarak jauh.
“Ketika dia mencoba untuk turun dari tempat tidur, kakinya tidak bekerja dan saudara laki-laki saya harus menggendongnya ke mobil untuk ke ruang gawat darurat," kata David Dorril.
"Dokter mengatakan itu adalah kasus langka satu dari sejuta, mereka tidak pernah melihat sesuatu yang berkembang seperti itu. Itu adalah komplikasi Covid-19 yang lebih menyerang otak daripada sistem pernapasan," imbuhnya.
Baca Juga: Dokter Ortopedi: Virus Corona Covid-19 Seperti Hantu, Tidak Terdeteksi
Meskipun virus corona Covid-19 terutama menyerang paru-paru, namun penyakit ini juga menyerang ginjal, hati, dan pembuluh darah. Sejumlah pasien juga melaporkan mengalami gejala neurologis, seperti sakit kepala, kebingungan, dan delirium.
Menurut New York Times, penularan virus corona Covid-19 di kampus-kampus telah mencapai setidaknya 130.000 kasus yang dikonfirmasi sejak dimulainya pandemi di Amerika Serikat.
Dokter Colin McDonald, ketua neurologi di Forsyth Medical Center di Winston-Salem, Carolina Utara, tempat Chad Dorrill dirawat menyatakan bahwa timnya merasa terpukul atas meninggalnya orang muda seperti Chad.
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mencari tahu mengapa ini (komplikasi) bisa terjadi,” kata dokter McDonald.
Baca Juga: Agar Penularan Covid-19 Turun, Mulut dan Hidung Harus Dianggap Aurat