Sepanjang Agustus, Hanya 165 Ribu Turis Asing Kunjungi Indonesia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 01 Oktober 2020 | 19:20 WIB
Sepanjang Agustus, Hanya 165 Ribu Turis Asing Kunjungi Indonesia
Sejumlah wisatawan asing mengunjungi Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat (12/8).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia belum terlihat bangkit dari keterpurukan di industri pariwisata akibat pandemi Covid-19

Dilansir Anadolu Agency, selama Agustus hanya 165 ribu wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jumlah kunjungan turis asing tersebut naik tipis 4,45 persen dari Juli sejumlah 157,9 ribu kunjungan.

Namun, bila dibandingkan kunjungan pada Agustus tahun lalu sebanyak 1,53 juta kunjungan, maka terjadi penurunan tajam 89,22 persen.

Baca Juga: Thailand Tutup Pantai dan Taman Nasional dari Turis Asing, Sampai Kapan?

"Wisatawan yang datang pada Agustus untuk urusan bisnis atau tugas kerja dan misi di Indonesia,” ungkap Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/10/2020).

Dia mengatakan sebagian besar turis mancanegara yang datang masuk melalui jalur darat sebesar 107,6 ribu kunjungan atau 65 persen dari total turis asing.

Lewat jalur laut sebanyak 51,7 ribu kunjungan atau 31 persen, sedangkan melalui jalur udara hanya 5,6 ribu kunjungan atau 4 persen.

Turis terbanyak berasal dari Timor Leste dengan jumlah 89,4 ribu kunjungan atau 54,2 persen dari total turis.

Selanjutnya, turis asal Malaysia sebanyak 58,3 ribu kunjungan atau 35,3 persen, dan turis asal China sebanyak 3,7 ribu kunjungan atau 2,2 persen.

Baca Juga: Ingin Wisata ke Puncak via Jalur Tikus, 53 Wistawan Terjaring Razia Petugas

Dari Januari hingga Agustus total turis asing datang hanya 3,41 juta orang atau turun sangat dalam 68,17 persen dari periode yang sama tahun lalu sejumlah 10,71 juta kunjungan.

“Jumlah turis asing sangat bergantung pada penanganan kesehatan di Indonesia dan juga negara lainnya sehingga butuh waktu lebih lama untuk recovery sektor pariwisata,” kata Suhariyanto.

Menurut dia seluruh pihak perlu mengantisipasi dampak perlambatan pariwisata pada sektor pendukung seperti transportasi, hotel, dan akomodasi.

"Kunci memulihkan sektor pariwisata adalah pada penanganan kesehatan. Tanpa ini, banyak orang yang ragu untuk datang berkunjung ke Indonesia," ungkap dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI