Suara.com - Amoxillin merupakan jenis obat antibiotik yang banyak ditemui di pasaran. Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Jenis infeksi yang bisa diobati dengan obat ini antara lain infeksi saluran kemih atau infeksi saluran pernapasan.
Amoxillin adalah antibiotik dalam bentuk kapsul, dengan kandungan 500 mg amoxicillin dalam tiap kapsulnya. Obat ini tidak digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti batuk pilek biasa atau flu.
Meskipun obat tersebut mudah ditemui di pasaran, ternyata kandungan Amoxicillin ini termasuk golongan jenis obat keras. Sehingga penggunaannya memerlukan resep dokter terlebih dahulu, dan tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan.
Jika hal ini tidak diperhatikan dengan baik, bukan tidak mungkin akan menimbulkan berbagai efek samping yang bisa membahayakan bagi kesehatan. Untuk itu, akan lebih baik setiap pasien mengetahui dan memahami secara jelas mengenai fungsi obat amoxicillin. Berikut Suara.com rangkum dari Alodokter mengenai obat amoxillin:
Baca Juga: Peneliti AS Temukan 5 Obat yang Tidak Diizinkan di Dalam Suplemen
Peringatan:
- Jangan menjalani imunisasi selama menggunakan amoxillin, kecuali bila dokter yang menyarankan demikian.
- Sebelum menggunakan amoxillin, beri tahu dokter bila menderita penyakit ginjal, mononukleosis, rhinitis, dan biduran.
- Beri tahu dokter mengenai obat, suplemen atau obat herba apa saja yang sedang dikonsumsi, sebelum menggunakan amoxillin.
- Obat ini kadang menyebabkan perubahan warna pada gigi. Oleh karena itu, sikatlah gigi secara teratur untuk mencegahnya.
- Amoxillin dapat menghambat kerja pil KB. Gunakan kontrasepsi jenis lain selama menggunakan amoxillin.
- Segera ke dokter apabila muncul ruam, sesak nafas, sulit menelan, atau pembengkakan di wajah, mulut, tangan, dan tenggorokan setelah menggunakan amoxillin.
- Pastikan selalu membaca petunjuk pada kemasan obat. Lalu, gunakan obat ini sesuai dosis yang sudah dianjurkan oleh dokter.
- Serta, tetap konsumsi amoxillin meskipun kondisi sudah membaik, sampai waktu yang ditentukan oleh dokter. Tidak menghabiskan antibiotik atau menghentikan konsumsi antibiotik terlalu dini akan membuat bakteri kembali menginfeksi. Maka segera beritahu dokter bila kondisi tetap tidak membaik atau malah memburuk setelah mengonsumsi amoxillin.
Dosis Amoxillin:
Dosis amoxillin berbeda-beda, berdasarkan kondisi yang dialami dan usia pasien:
Kondisi: infeksi telinga, hidung dan tenggorokan
- Anak usia <3 bulan: ≤30 mg/kgBB, dibagi menjadi 2 kali sehari.
- Anak usia >3 bulan dengan BB <40 kg: 20-45 mg/kgBB, dibagi menjadi 2-3 kali sehari.
- Anak usia >3 bulan dengan BB >40 kg: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.
- Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.
Kondisi: infeksi paru-paru
- Anak usia <3 bulan: ≤ 30 mg/kgBB, dibagi menjadi 2 kali sehari.
- Anak usia >3 bulan dengan BB <40 kg: 40-45 mg/kgBB, dibagi menjadi 2-3 kali sehari.
- Anak usia >3 bulan dengan BB >40 kg: 500-875 mg, 2-3 kali sehari.
- Dewasa: 500-875 mg, 2-3 kali sehari.
Kondisi: infeksi kulit
Baca Juga: Luhut Minta Bio Farma Percepat Produksi Obat Covid-19, Remdesivir
- Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.
Kondisi: infeksi saluran kemih
- Dewasa: 250-875 mg, 2-3 kali sehari.
Kondisi: infeksi bakteri H. pylori
- Dewasa: 1 gram, 2 kali sehari, dikombinasikan dengan obat lain.
Efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan amoxillin, diantaranya:
- Diare
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Linglung
- Pusing
- Sensasi terbakar di dada
- Insomnia
- Kulit mudah memar