Ahli Inggris Akui Perkembangan Virus Corona Covid-19 Sudah Tak Terkendali

Kamis, 01 Oktober 2020 | 11:40 WIB
Ahli Inggris Akui Perkembangan Virus Corona Covid-19 Sudah Tak Terkendali
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus virus corona Covid-19 masih terus bertambah secara global. Kepala Penasihat Ilmiah pemerintah pun memperingatkan kasus virus corona Covid-19 di Inggris sudah tidak terkendali.

Sir Patrick Vallance pada konferensi Downing Street, mengatakan bahwa virus corona Covid-19 masih menjadi krisis nasional di Inggris, meskipun ada lonjakan kasus di beberapa bagian negara.

"Sangat jelas bahwa kasus virus corona masih naik dan kami tidak bisa mengendalikannya sekarang," kata Sir Patrick dikutip dari Mirror UK.

Data baru menunjukkan jumlah pasien yang menjalani perawatan ICU telah meningkat dramatis di hampir setiap kelompok usia dan wilayah.

Baca Juga: Virus Corona Bisa Bertahan Lama, Lakukan 4 Langkah Ini untuk Lindungi Diri!

Profesor Chris Whitty mengatakan jumlah pasien yang menjalani perawatan ICU telah meningkat tak terkontrol. Tetapi, Prof Chris bersikeras bahwa NHS terbuka untuk masalah ini dan mendesak semua orang tidak menghindari perawatan medis.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Tapi, tidak ada hubungannya lonjakan kasus virus corona Covid-19 dengan dibukanya kembali sekolahan setelah masa isolasi mandiri di awal pandemi.

Hasil analisis oleh lembaga pendidikan independen yang berbasis di Jenewa Insights for Education, mengatakan negara-negara miskin akan kehilangan 84 persen dari 300 miliar anak-anak. Studi ini juga memperingatkan bahwa 771 juta anak masih tidak bersekolah.

"Data ini diasumsikan bahwa pembukaan sekolah akan mendorong infeksi virus corona Covid-19. Tapi, menutup sekolah akan mengurangi penularan virus corona. Sayangnya, fakta mengenai penularan virus corona Covid-19 ini jauh lebih kompleks," kata pendiri dan kepala eksekutif IfE Randa Grob -Zakhary.

Sebagian besar atau sekitar 92 persen negara yang mengalami gelombang pertama infeksi virus corona sudah mulai membuka kembali sistem sekolah. Bahkan, beberapa di antaranya mengalami lonjakan kasus virus corona kedua.

Baca Juga: Selain Stres, ini Efek Masa Isolasi Akibat Pandemi Virus Corona Pada Tubuh!

IfE menemukan bahwa 52 negara yang membukan kembali sekolahan pada Agustus dan September 2020, termasuk Prancing dan Spanyol, yang juga mengalami peningkatan infeksi virus corona selama liburan.

Sedangkan di Inggris dan Hongaria, tingkat infeksi virus corona menurup setelah awal penutupan sekolah. Tapi, kasus infeksi virus corona bertambah setelah sekolah-sekolah dibuka kembali.

Analisis penuh dari 52 negara ini tidak menemukan korelasi yang kuat antara status pembukaan sekolah dengan meningkatnya infeksi virus corona. Sehingga IfE masih perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI