Suara.com - Sebuah studi menemukan faktor genetik baru yang diketahui dapat membuat kulit orang dewasa 'memperbaiki dirinya sendiri' menjadi seperti kulit bayi yang baru lahir.
Penemuan oleh para peneliti Washington State University (WSU) memiliki implikasi untuk perawatan luka kulit yang lebih baik, mencegah beberapa proses penuaan pada kulit.
Dalam studi yang terbit dalam jurnal eLife pada Selasa (29/9/2020) ini, peneliti mengidentifikasi faktor yang bertindak seperti sakelar molekuler di kulit bayi tikus yang mengontrol pembentukan folikel rambut selama masa perkembangan di tahun pertama kehidupannya, disebut Lef1.
Lef1 ini dikaitkan dengan fibroblas papiler yang mengembangkan sel-sel di dermis papiler, lapisan kulit tepat di bawah permukaan yang membuat kulit terlihat 'awet muda'.
Baca Juga: Awet Muda Banget! 5 Momen Kekompakan Ayu Ting Ting dan Sang Nenek
Ketika para peneliti WSU mengaktifkan faktor Lef1 di kompartemen khusus kulit tikus dewasa, itu meningkatkan kemampuan kulit untuk meregenerasi luka dengan berkurangnya jaringan parut, bahkan menumbuhkan folikel rambut baru.
"Kami dapat menggunakan kemampuan bawaan dari kulit muda dan neonatal untuk meregenerasi dan mentransfer kemampuan ke kulit tua," jelas Driskell, asisten profesor di Sekolah Biosains Molekuler WSU, dilansir Medical Express.
Tehnik baru ini disebut sekuensing RNA sel tunggal, untuk membandingkan gen dan sel pada kulit yang sedang berkembang dan sudah dewasa.
Driskell pertama kali mendapat ide untuk melakukan studi ini setelah mempelajari karya Dr. Michael Longaker dari Stanford University.
Studi milik Longaker berisi saat ia melakukan operasi darurat penyelamatan jiwa di dalam rahim, ia dan rekan-rekannya mengamati bahwa ketika bayi-bayi itu lahir, mereka tidak memiliki bekas luka akibat operasi.
Baca Juga: Rajin Yoga Jadi Kunci Sophia Latjuba Awet Muda
Banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan sebelum penemuan terbaru pada tikus ini dapat diterapkan pada kulit manusia, tetapi ini adalah kemajuan yang mendasar, tandas Driskell.