Survei BPS: Masyarakat Patuh Masker Tapi Malas Cuci Tangan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 30 September 2020 | 14:36 WIB
Survei BPS: Masyarakat Patuh Masker Tapi Malas Cuci Tangan
Ilustrasi pakai masker. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memakai masker saat keluar rumah dan cuci tangan pakai sabun menjadi dua cara pencegahan utama infeksi Covid-19.

Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tingkat penggunaan masker cukup baik, mencapai 91,98 persen.

Meski begitu, masih perlu berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Kepatuhan cuci tangan hanya 75,38 persen dan juga jaga jarak hanya 73,54 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam diskusi virtual, dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Jangan Lupa Pakai Masker saat di Toilet Umum!

Menurut dia ada kecenderungan penduduk berusia muda tidak mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyakit, sehingga perlu program khusus pada mereka agar lebih patuh.

Dia menambahkan alasan masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan adalah karena tidak ada sanksi.

Survei perilaku masyarakat di tengah pandemic ini melibatkan 90.967 responden secara daring (online), pada 7 hingga 14 September 2020.

Sebanyak 44,77 persen responden laki-laki dan 55,23 persen perempuan dengan responden didominasi oleh usia kurang dari 45 tahun sebanyak 69 persen dan 61 persen responden berpendidikan sarjana ke atas.

Menurut survei tersebut, hanya 77,71 persen masyarakat yang menggunakan penyanitasi tangan, 76,69 persen menghindari kerumunan, dan 81,85 persen menghindari jabat tangan.

Baca Juga: DPR : Jangan Ada Justifikasi Masker Scuba atau Masker Kain Tak Bagus

"Semakin tinggi tingkat pendidikan dan usia responden, maka semakin patuh pada protokol kesehatan," kata dia.

"Saat ini pemerintah sudah menerapkan sanksi dan tampaknya sanksi perlu dipertegas."

Selain itu, ada 39 persen responden tidak patuh pada protokol kesehatan karena di lingkungan mereka tidak ada penderita Covid-19.

Sedangkan 33 persen responden merasa protokol kesehatan mengganggu pekerjaannya, menurut survei itu.

Kemudian 19 persen tidak menerapkan protokol kesehatan karena aparat ataupun pimpinannya tidak memberikan contoh yang baik.

Selanjutnya, dia mengatakan masih ada 2,08 persen tempat kerja yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Sementara pengabaian protokol kesehatan di mal hanya 1,69 persen.

"Yang perlu jadi catatan adalah di pasar tradisional dan kaki lima karena ada 17,32 persen yang tidak menerapkan protokol kesehatan," lanjut dia.

Selain itu masih ada 5,78 persen responden mengaku tempat ibadahnya belum menerapkan protokol kesehatan.

Lalu, Suhariyanto mengatakan terkait respons masyarakat terhadap orang yang menderita Covid-19 sudah cukup baik, dengan 45 persen masyarakat memperketat protokol kesehatan di lingkungannya masing-masing.

Selanjutnya, 22 persen masyarakat memberikan dukungan kepada orang sekitarnya yang terkena Covid-19.

"Namun, masih ada 7 persen masyarakat yang mengucilkan dan memberikan stigma negatif kepada penderita Covid-19. Ini perlu ada peningkatan sosialisasi pemahaman Covid-19 yang tepat," tambah dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI