Suara.com - Hingga sekarang, ilmuwan di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin Covid-19, yang diyakini akan menghentikan pandemi virus corona.
Ketika vaksin Covid-19 memberi keuntungan bagi manusia, ternyata ini justru memiliki dampak buruk pada populasi lain.
Para konservasionis mengatakan setengah juta hiu dapat dibunuh demi diambil minyak alaminya, squalene, untuk menghasilkan vaksin.
Dilansir Sky News, squalene saat ini digunakan sebagai adjuvan dalam pengobatan, bahan yang dapat meningkatkan efektivitas vaksin dengan menciptakan respon imun yang lebih kuat.
Salah satu contohnya adalah vaksin influenza yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline.
![Ilustrasi ikan hiu. [Jakob Owens/Unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/09/29/15687-ilustrasi-ikan-hiu.jpg)
Mereka pun mengatakan akan memproduksi satu miliar dosis 'bahan pembantu' ini untuk penggunaan potensial dalam vaksin virus corona, pada Mei lalu. Untuk mengekstrak satu ton squalene membutuhkan sekitar 3.000 hiu.
Shark Allies, sebuah kelompok konservasi hiu dan pari yang berbasis di California, menghitung jika populasi dunia menerima satu dosis vaksin Covid-19 yang mengandung minyak alami hewan ini, sekitar 250.000 hiu perlu disembelih, tergantung pada jumlah squalene yang digunakan.
Jika dua dosis diperlukan untuk mengimunisasi populasi global, seperti saran peneliti, jumlah hiu yang dibunuh akan meningkat menjadi setengah juta.
Untuk menghindari ancamanpopulasi hiu, para ilmuwan sedang menguji alternatif dari squalene, versi sintetis yang terbuat dari fermentasi tebu.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Siap Dukung Data Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

"Ada begitu banyak yang tidak diketahui tentang seberapa besar dan berapa lama pandemi ini akan berlangsung. Sehingga jika kita terus menggunakan hiu, jumlah yang diambil untuk produk ini bisa sangat tinggi, tahun demi tahun," kata Stefanie Brendl, pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies.