Dampak di Balik Vaksin Covid-19, 500.000 Hiu Perlu Dibunuh Demi Squalene

Rabu, 30 September 2020 | 12:21 WIB
Dampak di Balik Vaksin Covid-19, 500.000 Hiu Perlu Dibunuh Demi Squalene
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hingga sekarang, ilmuwan di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin Covid-19, yang diyakini akan menghentikan pandemi virus corona.

Ketika vaksin Covid-19 memberi keuntungan bagi manusia, ternyata ini justru memiliki dampak buruk pada populasi lain.

Para konservasionis mengatakan setengah juta hiu dapat dibunuh demi diambil minyak alaminya, squalene, untuk menghasilkan vaksin.

Dilansir Sky News, squalene saat ini digunakan sebagai adjuvan dalam pengobatan, bahan yang dapat meningkatkan efektivitas vaksin dengan menciptakan respon imun yang lebih kuat.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Siap Dukung Data Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Salah satu contohnya adalah vaksin influenza yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline.

Ilustrasi ikan hiu. [Jakob Owens/Unsplash]
Ilustrasi ikan hiu. [Jakob Owens/Unsplash]

Mereka pun mengatakan akan memproduksi satu miliar dosis 'bahan pembantu' ini untuk penggunaan potensial dalam vaksin virus corona, pada Mei lalu. Untuk mengekstrak satu ton squalene membutuhkan sekitar 3.000 hiu.

Shark Allies, sebuah kelompok konservasi hiu dan pari yang berbasis di California, menghitung jika populasi dunia menerima satu dosis vaksin Covid-19 yang mengandung minyak alami hewan ini, sekitar 250.000 hiu perlu disembelih, tergantung pada jumlah squalene yang digunakan.

Jika dua dosis diperlukan untuk mengimunisasi populasi global, seperti saran peneliti, jumlah hiu yang dibunuh akan meningkat menjadi setengah juta.

Untuk menghindari ancamanpopulasi hiu, para ilmuwan sedang menguji alternatif dari squalene, versi sintetis yang terbuat dari fermentasi tebu.

Baca Juga: Waduh! Peluncuran Massal Vaksin Covid-19 Terancam Tertunda 2 Tahun

Ilustrasi hiu karang. (Pixabay/ Des Kerrigan)
Ilustrasi hiu karang. (Pixabay/ Des Kerrigan)

"Ada begitu banyak yang tidak diketahui tentang seberapa besar dan berapa lama pandemi ini akan berlangsung. Sehingga jika kita terus menggunakan hiu, jumlah yang diambil untuk produk ini bisa sangat tinggi, tahun demi tahun," kata Stefanie Brendl, pendiri dan direktur eksekutif Shark Allies.

Menurut perkiraan para konservasionis, sekitar tiga juta hiu dibunuh setiap tahun untuk squalene, yang juga digunakan dalam kosmetik dan oli mesin.

Ada kekhawatiran peningkatan permintaan minyak hati secara tiba-tiba dapat mengancam populasi. Selain itu, dikhawatirkan lebih banyak spesies terancam punah karena banyak yang kaya akan squalene, seperti hiu gulper, yang sekarang sudah rentan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI