Kelompok LGBT Lebih Rentan Mengalam Migrain, Kenapa Ya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 30 September 2020 | 01:30 WIB
Kelompok LGBT Lebih Rentan Mengalam Migrain, Kenapa Ya?
Ilustrasi LGBT. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kebanyakan penderita migrain sering diberi resep obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi serangan — yang masih belum cukup meredakan sakitnya untuk membantu penderita menjalani hari mereka.

Hasilnya? Kebanyakan penderita migrain akhirnya tidak bekerja dan berjingkat-jingkat di sekitar pemicunya.

Mencegah serangan datang biasanya lebih efektif daripada menemukan obat untuk membantunya mereda — meskipun banyak orang menganggap minyak esensial lavender dan ramuan butterbur sebagai pengobatan holistik terbaik dalam garis pertahanan mereka.

Jahe dapat membantu meredakan mual yang menyertai migrain, sementara hidrasi yang tepat dan melakukan latihan fisik ringan seperti yoga dapat mencegah serangan.

Hingga saat ini, anggota komunitas ilmiah tidak menemukan obat — atau setidaknya pengobatan — untuk migrain, hal terbaik yang dapat dilakukan siapa pun adalah mengikuti gaya hidup sehat untuk mengurangi kemungkinan serangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI