Kabar Baik, WHO Sediakan 120 Juta Tes COVID-19 untuk Negara Miskin

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 29 September 2020 | 17:10 WIB
Kabar Baik, WHO Sediakan 120 Juta Tes COVID-19 untuk Negara Miskin
Ilustrasi tes covid-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara miskin saat ini kewalahan menghadapi pandemi Covid-19 yang menyerang dunia, baik dari sisi pengobatan, fasilitas kesehatan, hingga akses tes Covid-19.

Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan inisiatif dengan membantu pengadaan 120 juta tes cepat (rapid test) yang disediakan untuk negara miskin, dengan harga maksimal Rp 74.000.

Dilansir ANTARA, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan perusahaan Abbott dan SD Biosensor, bersama Yayasan Bill & Melinda Gates, sepakat menyediakan 120 juta tes diagnostik cepat COVID-19 yang baru, sangat portabel dan mudah digunakan selama periode enam bulan.

Dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros mengatakan tes saat ini masing-masing dihargai 5 dolar AS namun ke depannya diharapkan menjadi lebih murah.

"Ini akan dapat memperluas pengujian, apalagi di daerah yang sulit terjangkau, yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau tenaga medis yang cukup terlatih untuk melakukan tes," kata Tedros.

"Hal ini penting untuk meningkatkan kapasitas pengujian dan sangat penting untuk daerah dengan transmisi tinggi," ujar Tedros.

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia masih beranjak naik, dengan kematian mencapai lebih dari 1 juta.

Menurut data dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat, AS memimpin dengan lebih dari 7,1 juta kasus dan 205.000 kematian.

Brasil ada di posisi kedua dengan kematian 142.000 orang dan lebih dari 4,7 juta kasus yang dilaporkan, sementara India lebih dari 95.000 orang meninggal dalam lebih dari enam juta kasus.

Baca Juga: Interview Kursi Kosong Terawan, Dosen UGM: Momen Terbaik Selama Pandemi

China mencatat sekitar 90.000 kasus dan 4.700 kematian, dan di Turki keseluruhan kasus mencapai 315.800 dengan 8.062 kematian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI