Waspada, Diabetes dan Hipertensi Bisa Sebabkan Gagal Jantung!

Risna Halidi Suara.Com
Selasa, 29 September 2020 | 08:30 WIB
Waspada, Diabetes dan Hipertensi Bisa Sebabkan Gagal Jantung!
Ilustrasi jantung manusia (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terdapat berbagai jenis penyakit kardiovaskular atau jantung. Di antaranya adalah penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, gagal jantung, gangguan irama jantung, dan penyakit katup jantung.

Meski tidak sebanyak penderita penyakit jantung koroner, namun sebagian besar kasus gagal jantung bersifat permanen dengan angka harapan hidup lebih rendah.

Dijelaskan Dr. Siti Elkana Nauli SpJP, gagal jantung adalah kondisi di mana fungsi jantung dalam memompa darah sudah tidak maksimal.

Darah yang dipompa tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan seluruh jaringan tubuh. Akibatnya pasien mengalami gejala seperti mudah lelah dan sesak napas saat beraktivitas. Berat ringannya gejala tergantung tahapan atau stage gagal jantung.

Baca Juga: Hari Jantung Sedunia, Halodoc Beri Layanan Chat Gratis dan Diskon Obat!

Penelitian yang pernah dilakukan oleh perhimpunan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Indonesia melalui registri data pasien jantung antara 2017 sampai sekarang, menunjukkan dari sekitar 2000 pasien gagal jantung, penyebab terbanyak adalah hipertensi, penyakit jantung koroner, dan diabetes.

Tingkat kesakitan dan kematian pasien gagal jantung juga sangat tinggi, dengan kualitas hidup yang jauh lebih buruk dibandingkan penyakit jantung lainnya.

"Angka harapan hidupnya selama lima tahun hanya sekitar 50 persen saja. Untuk pasien rawat inap, angka kematiannya bahkan lebih tinggi lagi, yakni 17-20 persen akan meninggal dalam waktu 30 hari dirawat," jelas Siti.

Biaya pengobatan dan perawatan pasien gagal jantung juga sangat tinggi. Salah satu pemicunya adalah, mereka harus dirawat di rumah sakit berulang-ulang, saat gejala memburuk.

"Semakin sering pasien dirawat di rumah sakit, maka pengobatan menjadi lebih sulit dan komplikasi semakin banyak. Bahkan pasien bisa resisten dengan pengobatan dan akhirnya jatuh pada gagal jantung tahap akhir," kata Siti.

Baca Juga: Hits: Efektivitas Masker Kain 1 Lapis, Begadang Berisiko Serangan Jantung

Hingga saat ini, terapi standar untuk gagal jantung adalah dengan obat-obatan, pemasangan alat di jantung, dan tranplantasi jantung. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI