Pandemi Virus Corona Picu Kerontokan Rambut, 2 Jenis Ini Paling Umum!

Senin, 28 September 2020 | 13:47 WIB
Pandemi Virus Corona Picu Kerontokan Rambut, 2 Jenis Ini Paling Umum!
Ilustrasi rambut rontok. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluhan mengenai masalah kerontokan rambut juga lebih sering terdengar ketika pandemi virus corona Covid-19. Dr. Shilpi Khetarpal, seorang profesor dermatologi di Klinik Cleveland pun meyakini masalah rambut itu terkait dengan virus corona yang memengaruhi pasien sakit maupun mereka yang tidak pernah sakit.

Pada hari biasa sebelum pandemi virus corona, banyak orang mengalami kerontokan rambut akibat menderita suatu penyakit, operasi besar maupun trauma emosional.

Kini, Dr Shilpi menemukan banyak pasien sembuh dari virus corona Covid-19 yang mengeluhkan kerontokan rambut. Kerontokan rambut bukan disebabkan oleh virus corona, tetapi tekanan fisiologis selama melawan virus.

Banyak orang tidak pernah tertular virus corona juga mengalami kerontokan rambut karena stres emosional akibat kehilangan pekerjaan, kesulitan ekonomi, kematian anggota keluarga dan perkembangan buruk lainnya selama pandemi.

"Ada banyak tekanan dalam banyak hal seputar pandemi virus corona ini. Kami maasih melihat kerontokan rambut disebabkan oleh banyak stres yang belum hilang," Dr. Shilpi Khetarpal, seorang profesor dermatologi di Klinik Cleveland dikutip dari Times of India.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Sebelum pandemi, Shilpi Khaterpal tidak melihat satu pun pasien dengan rambut rontok jenis ini beberapa minggu. Kini, sekitar 20 pasien selalu mengeluhkan kerontokan rambut setiap minggunya.

Salah satunya, seorang wanita yang mengalami kesulitan menyekolahkan dua anak kecilnya di rumah. Sementara, ia juga bekerja dari rumah.

Sebuah penelitian melakukan survei tentang gejala pasca-Covid-19 di antara 1.567 orang yang selamat pada Juli 2020. Menurut kelompok tersebut, Survivor Corp dan Natalie Lambert, seorang profesor penelitian di Indiana University School of Medicine, sebanyak 423 orang mengalami kerontokan rambut tidak biasa.

Emma Guttman-Yassky, ketua baru departemen dermatologi di Fakultas Kedokteran Icahn Mount Sinai, juga mengatakan telah merawat banyak pekerja medis di garda terdepan yang mengalami kerontokan rambut serupa, termasuk karyawan rumah sakitnya.

Baca Juga: Peneliti Virginia Temukan Partikel Kecil Virus Corona Menyebar Lebih Luas

"Beberapa dari mereka mengidap virus corona Covid-19, tapi tidak semuanya. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan situasi. Mereka harus terpisah dari keluarga dan bekerja selama berjam-jam," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI