Karena itu, banyaknya lemak perut bisa meningkatkan risiko kematian akibat penyakit tersebut. Para peneliti pun menemukan bahwa sebagian besar ukuran lemak perut terkait dengan semua penyebab risiko kematian dini lebih tinggi.
"Kami menemukan bahwa hubungan keduanya tetap signifikan setelah memperhitungkan indeks massa tubuh, yang menunjukkan bahwa penumpukan lemak di perut berkaitan dengan riiko lebih tinggi," katanya.
Sedangkan, setiap peningkatan 10 cm lingkar pinggang berkaitan dengan risiko 11 persen lebih tinggi dari semua penyebab kematian.
Setiap peningkatan 0,1 unit dalam rasio pinggang-pinggul, rasio pinggang-tinggi dan rasio pinggang-paha berkaitan dengan risiko kematian sekitar 20 persen lebih tinggi.
Tapi, temuan mereka menunjukkan bahwa lingkar paha dan pinggul berbanding terbalik dengan semua penyebab risiko kematian.
Setiap peningkatan 10 cm lingkar pinggung berkaitan dengan risiko 10 persen lebih rendah dari semua penyebab kematian. Setiap peningkatan lingkar paha 5 cm berkaitan dengan risiko 18 persen lebih rendah.
Dr Khan mengatakan lemak pinggul dianggap bermanfaat dan ukuran paha lebih besar merupakan indikator jumlah otot.
"Hasil kami menunjukkan bahwa ukuran adipositas sentral juga bisa digunakan sebagai pendekatan tambahan dalam kombinasi dengan indeks massa tubuh untuk menentukan risiko kematian dini seseorang," kata Dr Khan.
Karena itu, Dr Khan menyarankan seseorang harus lebih peduli dengan pinggangnya daripada fokus pada berat badan atau BMI.
Baca Juga: Virus Corona Buatan Laboratorium atau Terjadi Alami? Ini Jawaban WHO
Pinggang adalah indikator yang lebih baik untuk lemak perut. Sementara itu, seseorang tidak bisa menargetkan area tubuh mana yang akan kehilangan lemak, menurunkan berat badan melalui diet dan olahraga untuk mengurangi lemak perut dan pinggang.