Suara.com - Sebuah penelitian mengenai obat menemukan lima obat yang tidak disetujui ditemukan dalam suplemen 'peningkat kecerdasan otak' yang dijual bebas, dan bisa dikonsumsi tanpa resep dokter.
Menurut penulis studi, obat ini menunjukkan risiko serius bagi konsumen dan kelemahan dalam aturan tentang suplemen di Amerika Serikat.
Penulis studi Dr. Pieter Cohen, profesor di Hardvard Medical School, dan timnya mencari produk mengandung obat-obatan yang tidak diizinkan untuk dikonsumsi dalam dua database berisi suplemen, National Institute of Health’s Dietary Supplement Label Database dan Natural Medicines Database.
Secara keseluruhan, mereka menguji 10 suplemen, dan menemukan lima kandungan yang tidak diperbolehkan, yaitu omberacetam, aniracetam, vinpocetine, phenibut dan picamilon.
Baca Juga: Luhut Minta Produksi Obat Covid-19 Dipercepat, Ini Jawaban Terawan
Selain itu, ada beberapa obat yang terdeteksi namun tidak disebutkan pada label, dan jumlah yang diberikan pun tidak akurat.
"Risiko kesehatannya serius karena dosis yang tidak dapat diprediksi dan kurangnya pengawasan dokter," tulis peneliti, dilansir Fox News.
Meski belum diketahui secara pasti apa efek samping dari suplemen tersebut, peneliti mengatakan salah satu efek sampingnya bisa berupa tekanan darah tinggi.
Peneliti menduga ini terjadi karena adanya celah dalam hukum yang mengizinkan perusahaan farmasi menjual suplemen tanpa memberi tahu Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), serta kurangnya sistem pelacakan produk di pasar.
Studi ini terbit dalam jurnal peer-review Neurology Clinical Practice.
Baca Juga: Luhut Minta Bio Farma Percepat Produksi Obat Covid-19, Remdesivir